Di saat harga cabai melonjak naik dan para petani cabai di Mojokerto meraup keuntungan besar, justru sebagian petani lainnya gigit jari lantaran gagal panen.
Hal itulah yang dirasakan oleh Santri (63) salah seorang petani di Desa Warugunung, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Dia mengalami rugi besar karena tanamannya diserang hama tikus dan gagal panen.
Santri yang menanam jagung dan cabai mengaku rugi besar, karena keduanya gagal panen akibat dihabiskan tikus. Bahkan, tanaman cabainya tak sempat berbuah sudah ludes karena rusak di bagian batangnya.
“Gagal tanam, jagung nggak panen, cabe juga sama, karena habis semua dimakan tikus,” keluhnya, Selasa (16/02/2021).
Padahal, tanaman cabai milik petani lainnya tumbuh dengan subur. Bahkan sudah panen berkali-kali. Mirisnya, tahun ini Santri tak merasakan hasil panen dari ladangnya.
Dia mengaku, sudah menanam benih jagung maupun cabai masing-masing lima kali sejak bulan Desember 2020 lalu. Namun hingga saat ini, tak pernah berhasil.
“Ya baru kecolongan tikus itu sejak Desember kemarin sampai sekarang. Nanam biji jagung misal hari ini, besok sudah gak ada itu bijinya. Terus lombok, baru ini saja bisa tumbuh agak tinggi, jagung gak ada berhasil sama sekali,” bebernya.
Santri juga mengatakan, selama puluhan tahun bercocok tanan, baru kali ini merasakan gagal panen dan mengalami kerugian luar biasa. Tanaman di lahan seluas setengah hektar itu rusak dan menjadi gersang.
Kata Santri, dia menanam jagung dengan campuran pestisida juga. Sehingga berdampak pada kondisi tanaman dan tanahnya. Tanaman cabainya tak bisa tumbuh rimbun, melainkan hanya sebatas tinggi tanpa berdaun lebat.(sma/udi)
Baca juga :