Harganya Setara Daging Sapi, Petani Cabai di Mojokerto Rela Tidur di Kebun

Tingginya harga cabai rawit yang setara dengan harga daging sapi, yakni mencapai Rp 120 ribu perkilogramnya membuat tanaman ini rawan dijarah pencuri. Sehingga, para petani pun menjaga kebunnya 24 jam.

Seperti yang dilakukan para petani cabai rawit di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Para pemilik lahan ini secara bergantian menjaga tanamannya agar tak dijarah kawanan maling.

Sementara informasi yang dihimpun syaramojokerto.com, modus pencuri cabai ini juga tidak memetik cabai satu per satu, tapi mencabut langsung pohon cabai pada malam hari saat kebun tidak dijaga pemiliknya.

Arik Susanto, salah seorang petani cabai rawit mengatakan, sejak seminggu terakhir, petani asal Dusun/Desa Cinandang ini sudah bermalam di  sawah. Karena, para petani cabai rawit mulai resah akan adanya
maling cabai rawit yang membabat tanaman cabai dari akarnya.

Meskipun tanaman cabainya belum pernah diembat maling, tapi ini dulakuian untuk berjaga-jaga. Karena, lahan mereka di pinggir jalan dan bisa menjadi sasaran empuk pencurian. ’’Kalau sedang tidak hujan, malah banyak yang tidur di badan jalan itu,’’ ujarnya.

Menurutnya, para petani cabai di Desa Cinandang, Kecamatan Dawarblandong ini mulai bermalam di sawah sudah berlangsung selama sebulan atau mendekati masa panen raya pertama.

Sekedar informasi, hingga saat ini, harga cabai rawit di sejumlah daerah termasuk di Mojokerto masih cukup tinggi hingga mencapai Rp 120 ribu/kg. Sedangkan pantauan di laman siskaperbako.com per tanggal 9 Maret 2021 harga rata-rata cabai rawit di Jawa Timur Rp 99 ribu.

Harga tertinggi berada di Kabupaten Sumenep yang mencapai Rp 122 ribu per kilogram lalu Pamekasan mencapai 120 ribu per kilogram. Sedangkan di Kabupaten Mojokerto masih terpantau di harga Rp 105 ribu dan Kota Mojokerto berada pada angka 104 ribu per kilogram.(sma/udi)

Baca juga :