Peristiwa pembubaran dua acara wisuda SMA yang digelar di Kota Mojokerto oleh tim Satgas Covid-19 benar-benar membuat sejumlah sekolah takut membuat kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Diantaranya adalah menggelar acara yang sama, yakni wisuda meski dilakukan di sekolah. Karena tetap akan berpotensi menimbulkan kerumunan.
Bahkan, ada arahan dan kebijakan Dindik Provinsi Jatim Wilayah Kota/Kabupaten Mojokerto terkait larangan penyelenggaraan wisuda purna siswa secara tatap muka yang berpotensi memicu kerumunan.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, diantara yang membatalkan acara wisuda adalah SMAN 1 Mojosari yang akan menggelar wisuda di gedung PPNI dan SMAN 2 Kota Mojokerto yang akan memggelar wisuda di lingkungan sekolah serta beberapa SMK dan SMA lainnya.
Pembatalan ini sempat membuat kebingungan panitia lantaran terlalu mendadak, selain itu juga sudah terlanjur mengeluarkan banyak biaya. Bahkan ada yang sudah order katering mencapai Rp 13 juta lebih.
Raden Imam Wahjudi, Plt,Kepala SMAN 2 Kota Mojokerto kepada wartawan mengatakan, kegiatan wisuda purna siswa kelas XII yang dijadwalkan pada hari ini, Sabtu (22/5/2021) dibatalkan sehari sebelum pelaksanaan.
“Kami mendapat arahan dari Pemprov Jatim melalui cabang Dindik Mojokerto yang menyarankan agar tidak menggelar acara wisuda purna siswa di masa Pandemi,” ungkapnya, kepada wartawan.
Imam juga mengatakan, kebijakan ini menyusul adanya kejadian pembubaran dua wisuda SMA yang digelar di Kota Mojokerto yang menjadi perhatian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur hingga tingkat nasional.
Informasi yang dihimpun, pembubaran wisuda di Mojokerto yang viral itu mendapat perhatian khusus Mendikbud Nadiem Makarim yang menghubungi via telepon Gubernur Jatim dan Kadindik Provinsi Jatim wilayah Mojokerto untuk mengkonfirmasi pembubaran wisuda purna siswa SMA tersebut.(sma/udi)
Baca juga :