Penanggulangan Covid-19 yang merupakan bencana non alam membutuhkan kerjasama semua pihak termasuk para relawan. Dalam hal ini pemerintah telah menyiapkan vaksinasi guna membentuk herd immunity. Dan disinilah peran serta para relawan diperlukan untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat agar mereka mau datang untuk di vaksin dalam rangka mewujudkan herd immunity tersebut. Inilah amanat yang disampaikan oleh Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari saat membuka pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Jembatan Rejoto, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon pada Selasa (8/6/21) pagi.
Hal kedua yang disampaikan oleh Ning Ita untuk perhatian bagi para relawan yaitu adanya potensi terjadinya gempa dengan skala 7- 8 SR dan potensi tsunami dengan ketinggian 26 – 29 meter. Meski Kota Mojokerto tidak menjadi pusat bencana bisa jadi dampak dari bencana alam tersebut juga sampai di Kota Mojokerto. Oleh sebab itu masyarakat perlu diberikan pemahaman melalui keterampilan terkait kesiapsiagaan bencana.
Lebih lanjut disampaikan oleh Ning Ita dengan diberikannya keterampilan terkait kesiapsiagaan bencana bagi para relawan untuk meningkatkan kapasitas mereka. Sehingga apabila dampak tersebut sampai di Kota Mojokerto masyarakat kita sudah memiliki pemahaman dan keterampilan bagaimana menanggulangi atas dampak dari bencana tersebut.
Pelatihan diikuti oleh 50 orang relawan yang terdiri dari anggota Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana Satpol PP, Satlak Penanggulangan Bencana DPUPRPRKP, Satlak Penanggulangan Bencana DLH, Satlak Penanggulangan Bencana Tagana Dinsos, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) dari Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Blooto, Kelurahan Miji, dan Kelurahan Pulorejo, Relawan Birunya Cinta, Komunitas Relawan Indonesia, Info Peduli Mojokerto, Bagana NU, LDII, Brigade Penolong Pramuka serta PMI Kota Mojokerto.(tim/Sam)