Cara Menangkal Pagebluk menurut budaya Jawa pun disebutkan. Diantaranya, terkenal sebuah mitos kalau sayur lodeh yang dibuat dengan 7 bahan tertentu bisa menangkal pagebluk.
Bahan-bahan ini pun mengandung arti masing-masing, Diantaranya :
– Kluwih (keluarga luwihono anggone gulowentah gatekne), artinya harus lebih memperhatikan dan merawat keluarga.
– Cang gleyor (cancangen awakmu ojo lungo-lungo) atau kacang panjang yang berarti anjuran untuk tidak keluar rumah (bepergian) jika tidak bermanfaat.
– Terong (terusno anggone olehe manembah gusti ojo dhatnyeng) ini adalah himbauan untuk terus menyembah kepada yang maha kuasa dan tidak hanya ketika ada maunya saja.
– Kulit melinjo (ojo mung ngerti njobone, ning kudu ngerti jerone babakan pagebluk) yang berarti kita harus menyikapi sebuah pagebluk secara mendalam, tidak hanya dari luar.
– Waluh (walono ilangno ngeluh ngersulo) atau labu yang berarti kita sebagai manusia harus menghindari sifat mengeluh
– Godong so (golong gilig donga kumpul wong sholeh sugih kaweruh) alias daun melinjo yang berarti kita sebagai hamba tuhan harus sering-sering berkumpul bersama orang-orang yang pandai dan sholeh.
– Tempe(temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane gusti allah) yang berarti kita harus yakin kalau tuhan tidak akan meninggalkan hambanya dan akan memberi pertolongan.
Sementara terkait fenomena adanya keranda terbang yang diisyaratkan adanya lampor, juga pagebluk ketuk pintu, membuat Mbah Mijan, paranormal tanah air ini angkat bicara.
Bahkan, Mbah Mijan pun mengaku telah melakukan investigasi tentang keranda terbang yang diduga terjadi di wailayah Malang, Jawa Timur.
Menurut Mbah Mijan, fenomena keranda terbang hingga pagebluk ketuk pintu ini tidak hanya terjadi di Malang. Tapi juga di beierapa daerah lain. “Ada yang bilang di Malang, Madura, dan ada yang megnatakan beberapa daerah di Jawa Tengah,” kata Mbah Mijan, di kanal YouTubenya.
Lalu apa arti pagebluk menurut Mbah Mijan ?
Kata dia, Pagebluk adalah Bahasa Jawa yang artinya wabah atau epidemi atau penyakit menular yang berbahaya. Bahkan dikatakan dalam riwayat terdahulu, dengan kalimat ‘isuk lara sore mati, sore lara isuk mati’ atau dalam Bahasa Indonesia berarti ‘pagi sakit sore meninggal, sore sakit pagi meninggal. “Orang yang lahir tahun ‘80an pasti tidak asing dengan kalimat ini,” katanya.
Bahkan, menurut keyakinan masyarakat, pagebluk ini bisa digambarkan dengan lampor keranda terbang yang dipikul oleh bangsa jin.
Mbah Mijan pun mewanti-wanti, karena siapapun yang melihat fenomena ini dapat berdampak fatal hingga berakhir dengan kematian seseorang. “Hati-hati bagi Anda yang tiba-tiba saja pintu rumahnya diketuk,“Karena, saat Anda berani membukanya, maka Anda akan meninggal dunia,” ucapnya.
Saking ngerinya, lanjut Mbah Mijan, digambarkan hanya dengan diintip dari balik jendela, bisa menyebabkan kematian. “Huuuuuh…, ngeri sekali. Siapa sih sebenarnya yang mengetuk pintu? Wallahualam Bissawab,” kata Mbah Mijan.
Namun, dari penerawangan mata batin Mbah Mijan, fenomena pagebluk ketuk pintu rumah atau penamapakan keranda terbang adalah sebuah simbol. “Simbolik bahwa kita manusia, harus waspada terhadap apapun bentuk bencananya,” tuturnya.(tim/sma)