Cerita Singkat Arti Kurban di Idul Adha hingga Permintaan Nabi Ismail ketika Akan Disembelih

Kurban atau Qurban berasal dari bahasa arab yang artinya mendekat, dan mengandung makna sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam Ilmu Nahwu – Shorof, yang mempelajari susunan kalimat dan perubahan bentuk kata dalam bahasa Arab disebutkan. Kata Qurban berasal dari kata ‘qariba – yaqrobu – qurbanan wa wirbanan’.

Sejarah Idul Adha

Sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an, Nabi Ibrahim diuji oleh Allah untuk patuh pada perintahNYA dengan mengorbankan anaknya, Nabi Ismail untuk disembelih. Ismail adalah adalah anak Nabi Ibrahim yang sangat dinantikan kehadirannya. Bahkan, sebelum dikaruniai anak. Nabi Ibrahim selelu berdoa kepada Allah di setiap malam agar diberikan anak yang saleh.

Ketika Ismail lahir, Allah memerintahkan Ibrahim untuk membawa anak dan istrinya, Siti Hajar untuk meninggalkan Palestina. Lalu, mereka pergi menyusuri padang pasir yang gersang hingga tiba di lembah tandus–Lembah Bakkah yang kini merupakan Mekkah.

Kemudian, Ibrahim kembali ke Palestina dan meninggalkan Siti Hajar dan Ismail dengan makanan dan minuman seadanya. Sepanjang perjalanan, Ibrahim terus berdoa kepada Allah SWT.

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur,” doa Nabi Ibrahim, sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 37.

Siti Hajar dan Ismail pun tinggal berdua di padang pasir tersebut hingga kehabisan makanan dan air susunya mengering. Hingga suatu saat, Nabi Ismail pun menangis kehausan dan Siti Hajar yang panik berlari ke sana ke mari, di antara Bukit Shafa dan Marwah mencari air untuk putranya. Peristiwa ini kini dikenal dengan sa’i–salah satu rukun ibadah haji yakni berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali antara Shafa dan Marwah.

Siti Hajar yang kelelahan pun kembali menuju ke anaknya, lalu Ismail menghentakkan kakinya dan munculah air jernih. Hajar pun mengumpulkan air tersebut. “Zam-Zami (berkumpulah-berkumpulah),” kata Siti Hajar.

Kini, sumur itu dikenal menjadi sumur ZamZam yang hingga saat ini menjadi sumber kehidupan banyak orang.

Berita Lanjutan : Ismail Mulai Tumbuh Dewasa, Diperintah untuk Disembelih… Ini beberapa permintaan Ismail..

Baca juga :