Misalnya, dengan cara digoreng lebih dulu sebelum diolah lebih lanjut. Atau disajikan dengan cara dipanggang dan dibakar, seerti sate atau kambing guling.
Nah, memasak dengan cara digoreng, dibakar atau dipanggang bisa meningkatkan kalori makanan daripada versi mentahnya. Ditambah lagi, adanya minyak goreng, mentega, atau margarin ini akan berubah menjadi lemak yang kemudian diserap oleh daging.
Selain itu, suhu panas ketika menggoreng atau memanggang dapat membuat kandungan air di dalam daging menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari minyak, sehingga menyebabkan makanan tinggi kalori.
Apalagi, ditambah santan yang semakin menjadikan kalori pada daging kambing setelah dimasak bisa mencapai 64 persen dari kalori sebelumnya.
Padahal, asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak yang lama-kelamaan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, penggunaan beragam bumbu penyedap secara tidak langsung dapat menjadi pemicu tekanan darah tinggi. Dan daging kambing yang diolah dengan santan, seperti gulai kambing, kari kambing, maupun rendang kambing juga harus diwaspadai karena kandungan lemak jenuh.
Meski demikian, daging kambing tetap merupakan sumber protein hewani yang sama baiknya dengan daging sapi maupun daging ayam. Hanya saja, konsumsinya tidak boleh berlebihan dan cara memasaknya harus tepat.
Lalu, bagaimana dengan sup kambing. Nah, tentunya olahan sup akan lebih baik dan bisa jadi alternatif asalkan tak banyak menggunakan bumbu penyedap rasa.(tim/sma)