PLN kini memiliki program electrifying agriculture atau penerangan untuk pertanian buah naga. Semula program ini dijalankan di Banyuwangi, kini merambah Mojokerto.
Manager PLN UP3 Mojokerto, Puguh Prijandoko mengatakan, program ini secara umum juga bisa menerangi sejumlah pertanian selain buah naga, seperti tanaman bawang dan hidroponik. Juga pompa untuk irigasi persawahan dan tambak udang.
“Hingga kini lampu untuk kebun buah naga, dan terdapat 690 pelanggan electrifying agriculture dengan total daya 1.917.000 KVA,” ungkapnya.
Puguh juga mengatakan, pihaknya selalu menyambut positif dan menawarkan berbagai program untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Mojokerto.
“Saat ini kami pun memiliki potensi 480 pelanggan sektor pertanian yang terdiri dari sumur sawah, bawang, hidroponik, kebun naga dan kandang ayam dengan total daya 2,14 MVA,” katanya.
Kata Puguh, fungsi penerangan pada tanaman buah naga dengan lampu UV yang berwarna kuning 12 watt di 7.000 titik ini, selain untuk mengusir hama juga membantu proses fotosintesis di malam hari,.
Sementara itu, Agus Mulyohadi, salah satu petani buah naga di Pacet menceritakan, setelah menggunakan listrik, produktivitas kebun buah naga mengalami peningkatan hingga 3x lipat.
Kata Agus, di kebun seluas 4,5 hektare, selama ini dirinya panen 20 ton/ha dalam 1 tahun dengan harga 3-5 ribu perkilo, namun setelah menggunakan listrik mampu memproduksi 60 ton/ha dalam setahun untuk harga kisaran Rp10.000 hingga Rp25.000 karena di luar musim.(tim/sma)
Baca juga :