Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari senantiasa mengajak masyarakat untuk hidup dalam kerukunan dan toleransi di tengah keragaman agama, suku, etnis, dan budaya yang ada. Hal itu demi terciptanya keharmonisan dan kedamaian di tengah perbedaan yang ada.
“Selain itu, keharmonisan juga jadi kunci dalam kesuksesan pembangunan di Kota Mojokerto,” ungkap Wali Kota Ika saat menghadiri Peringatan Hari Lahir Nabi Kong Zi ke 2573, Sabtu (24/9) malam
Terlebih dalam ucapan mewujudkan Kota Mojokerto sebagai Kota Wisata Sejarah dan Budaya, terciptanya keharmonisan dapat menjadi suatu daya tarik tersendiri. Sehingga, akan semakin banyak masyarakat daerah lain yang tertarik untuk berkunjung ke Kota Mojokerto.
“Indahnya harmonisasi di Kota Mojokerto itu luar biasa. Masing-masing umat dari 6 agama yang disahkan oleh pemerintah bisa dijumpai di Kota Mojokerto, dan saling hidup berdampingan,” jelas sosok yang akrab disapa Ning Ita ini.
erbukti, Kota Mojokerto sendiri pernah menerima predikat sebagai Harmony Award dari Kementerian Agama RI di tahun 2020. Selain itu, akulturasi budaya juga semakin nampak. Seperti banyaknya masyarakat non etnis Tionghoa yang turut mempelajari dan melestarikan sejumlah kesenian dan olahraga etnis asal daratan Tiongkok tersebut.
Bahkan dalam event yang berlangsung di TITD Hok Sian Kiong malam itu, juga hadir tokoh pemuka dari masing-masing agama. Sejumlah kesenian yang ditampilkan pun, tidak hanya melibatkan masyarakat etnis Tionghoa.
“Malam ini semua menyatu di ruangan ini tanpa batas dan tanpa sekat. Benar-benar mencerminkan tema yang diangkat yaitu Harmoni Kebhinekaan,” puji Ning Ita.
Ke depan, ia juga berharap semakin banyak event keagamaan dan kebudayaan yang dapat disinergikan dan menjadi daya tarik Kota Mojokerto. Sehingga dapat pula menjadi pengangkut perekonomian bagi masyarakat Kota Mojokerto.(tim/sma)
Baca juga :