MOJOKERTO – Pemerintah Kota Mojokerto Jawa Timur mulai membebaskan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa, sebagai salah satu penerapan kurikulum merdeka yang dicanangkan Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, pelaksaannya dimulai tanggal 28 Oktober 2022, dan semua siswa dari jenjang TK, SD, SMP di Kota Mojokerto bebas PR dengan diberikan pilihan mengembangkan potensi berdasarkan kreatifitas individu.
“Meski tidak lagi memberikan PR kepada anak-anak, seluruh materi pembelajaran akan difokuskan selama berada di sekolah,” katanya usai meninjau pelatihan membuat batik di Gedung Workshop Alas Kaki, Surodinawan, Kota Mojokerto, Kamis (27/10).
Ia mengatakan, penghapusan PR tersebut tersebut bertujuan supaya siswa memiliki waktu yang cukup untuk mendapatkan pendidikan dalam keluarga. Dan, bisa melakukan kegiatan yang dapat menunjang minat dan bakat, serta mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan.
Perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini mengaku dalam penerapan kurikulum merdeka belajar, siswa diajak kegiatan outing class seperti berkunjung ke telecenter palapa di Mall Pelayanan Publik Gajah Mada, kontainer baca yang ada di lima lokasi rekreatif, kunjungan edukasi ke selasar Rumah Rakyat, Masjid Jami’ Al-Fattah, Klenteng Hok Sian Kiong, Museum Gubug Wayang, hingga sekolah Soekarno kecil.
“Ruh nya program merdeka belajar adalah demikian, bagaimana siswa ini dapat mengembangkan potensi berdasarkan kreatifitas individu,” ujar wali kota pertama di Kota Mojokerto ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Amin Wachid menuturkan penghapusan PR bukan berarti para siswa tidak belajar di rumah karena siswa akan tetap belajar di rumah berdasarkan minat masing-masing.
“Tetap ada materi yang harus diselesaikan namun bukan dalam bentuk PR, nantinya akan dilakukan evaluasi di setiap pekannya kepada guru kelas masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan, penerapan lima hari sekolah atau full day school di jenjang SD dan SMP Negeri di Kota Mojokerto sudah mulai diterapkan di tahun ajaran baru 2018-2019. “Lima hari sekolah ini tujuannya yakni Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digagas Kemendikbud saat itu,” ujarnya.(tim/sma)
Baca juga :