Harlah Muslimat NU ke 77, Walikota Mojokerto Luncurkan E-Kartamus

Mojokerto – Wali kota Mojokerto, Ika Puspitasari meluncurkan E-Kartamus yaitu Kartu Anggota Muslimat NU digital yang berfungsi sebagai kartu identitas anggota, dan juga E-Money untuk pembayaran cash less/non tunai.

Peluncuran e-Kartamus ini digelar dalam acara Tahlil Kubro sekaligus memperingati Harlah ke-77 Muslimat NU di Masjid Agung Al Fattah Kota Mojokerto, Kamis (18/5).

Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari, yang juga ketua PC Muslimat NU Kota Mojokerto menjelaskan, E-Kartamus merupakan salah satu upaya Muslimat NU untuk mengikuti perkembangan zaman yang bertransformasi ke arah digital.

Termasuk juga dalam rangka menyuseskan program Pemerintah Republik Indonesia terkait dengan digitalisasi daerah. “Maka dalam perekaman kartu anggota Muslimat NU kota Mojokerto, kami bekerjasama dengan Bank Jatim,” ungkap Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto.

Ning Ita juga mengatakan, E-Kartamus tidak hanya berfungsi sebagai kartu identitas anggota, melainkan juga E-Money untuk pembayaran cash less/non tunai yang nantinya bisa digunakan di seluruh merchant (toko online maupun fisik) yang bisa menerima pembayaran non tunai.

Harapannya, dengan E-Kartamus, anggota Muslimat NU dapat melakukan beragam jenis pembayaran, seperti belanja sehari-hari, e-Toll, pulsa, token listrik, dan lain-lain secara non tunai dengan mudah dan praktis. Demikian pula dengan pengisian saldo e-money (top up) yang juga bisa dilakukan dimanapun, termasuk di minimarket terdekat.

“Total anggota Muslimat NU Kota Mojokerto lebih dari 10 ribu, sekitar 10 ribu 300-an. 3000 anggota sudah mendapat E-Kartamus di tahap awal. Nantinya akan dilakukan secara bertahap,” ungkap Ning Ita.

Perlu diketahui, PC Muslimat NU Kota Mojokerto merupakan pilot project (proyek percontohan) dalam digitalisasi kartu anggota Muslimat NU. Kedepan program ini akan direplikasi oleh Muslimat NU di daerah-daerah lainnya.

Sementara mengenai usia Muslimat NU yang hampir mencapai satu abad ini, Ning Ita berharap agar organisasi perempuan yang didirikan oleh Nyai R Djuaesih pada 29 Maret 1946 ini bisa berperan aktif dalam membangun peradaban.

“Sebagaimana tema besar harlah tahun ini, “Menguatkan Peran Muslimat NU dalam Membangun Peradaban”. Kita harus mampu berperan membangun peradaban, menjaga eksisitensi Muslimat NU,” tandasnya.(tim/ADV)