Surabaya – Komunitas Perempuan Surabaya (KPS2K) terus menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan perempuan melalui Sekolah Perempuan, sebuah program inovatif yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kepedulian anggotanya terhadap isu-isu sosial kemasyarakatan. Salah satu strategi utama yang diusung adalah optimalisasi konten media sosial sebagai alat untuk memperluas jangkauan dan membangun kesadaran di kalangan anggota.
Menurut Ali Sri Majid, mahasiswa yang terlibat dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bersama KPS2K, pemanfaatan media sosial menjadi kunci penting dalam mencapai tujuan Sekolah Perempuan.
“Kami menyadari bahwa media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Oleh karena itu, kami berusaha memanfaatkan platform-platform digital ini untuk menyebarkan informasi, berbagi konten edukatif, dan membangun engagement yang erat dengan anggota Sekolah Perempuan KPS2K,” ujarnya.
Berbagai konten menarik dan bernilai edukasi diproduksi dan disebarkan melalui akun-akun media sosial KPS2K, seperti Facebook, Instagram, dan YouTube. Konten-konten tersebut mencakup informasi mengenai isu-isu perempuan, tips pemberdayaan diri, serta dokumentasi kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekolah Perempuan. Melalui konten-konten tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran anggota akan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan masyarakat.
“Selain itu, kami juga mendorong partisipasi aktif anggota dalam berinteraksi melalui media sosial. Kami menciptakan ruang diskusi dan berbagi pengalaman yang dapat memperkuat solidaritas dan rasa memiliki di antara anggota Sekolah Perempuan,” tambah Achmad, koordinator media sosial KPS2K.
Dalam upaya pemberdayaan, Sekolah Perempuan KPS2K juga memberikan perhatian khusus pada isu disabilitas. Melalui konten-konten yang sensitif dan inklusif, mereka berusaha meningkatkan pemahaman mengenai isu disabilitas dan pentingnya aksesibilitas bagi semua pihak. Hal ini sejalan dengan komitmen KPS2K untuk memastikan bahwa program-program pemberdayaan mereka dapat diakses dan bermanfaat bagi seluruh anggota, termasuk penyandang disabilitas.
‘Kami menyadari bahwa isu disabilitas masih belum mendapatkan perhatian yang memadai di masyarakat. Oleh karena itu, kami berusaha mengintegrasikan perspektif disabilitas ke dalam konten-konten media sosial kami, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian anggota Sekolah Perempuan terhadap isu ini,” jelas Achmad.
Optimalisasi konten media sosial oleh Sekolah Perempuan KPS2K tidak hanya berfokus pada penyebaran informasi, tetapi juga pada upaya membangun komunitas yang solid dan saling mendukung. Melalui fitur-fitur interaktif di media sosial, seperti sesi tanya jawab, poll, dan berbagi cerita, anggota Sekolah Perempuan didorong untuk terlibat secara aktif dan berbagi pengalaman mereka.
“Kami percaya bahwa dengan membangun komunitas yang kuat dan saling terhubung, kami dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pemberdayaan perempuan. Anggota Sekolah Perempuan dapat saling berbagi inspirasi, saling mendukung, dan bersama-sama memperjuangkan isu-isu strategis yang penting bagi kehidupan mereka,” ujar Ali Sri Majid.
Selain itu, Sekolah Perempuan KPS2K juga memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan, baik di lingkup internal maupun dalam skala yang lebih luas. Melalui dokumentasi visual dan informasi terperinci, anggota maupun masyarakat luas dapat mengetahui dan terlibat dalam program-program pemberdayaan yang digagas oleh Sekolah Perempuan.
“Kami ingin memastikan bahwa kegiatan-kegiatan Sekolah Perempuan dapat diakses dan diketahui oleh banyak orang. Media sosial menjadi sarana yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi sekaligus mengajak partisipasi yang lebih luas dari masyarakat,” tambah Achmad.
Dengan optimalisasi konten media sosial, Sekolah Perempuan KPS2K berharap dapat menjangkau lebih banyak perempuan dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu strategis yang memengaruhi kehidupan mereka. Upaya ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif dan pemberdayaan perempuan di berbagai bidang kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga isu-isu sosial kemasyarakatan yang luas.
“Kami yakin bahwa konten media sosial yang kuat, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan anggota Sekolah Perempuan dapat menjadi alat yang efektif untuk menginspirasi, memotivasi, dan memobilisasi perempuan-perempuan di Surabaya untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan setara,” ujar Ali Sri Majid dengan optimisme.
Sekolah Perempuan KPS2K terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kepedulian perempuan melalui berbagai upaya pemberdayaan, termasuk pemanfaatan media sosial sebagai sarana strategis. Dengan pendekatan yang komprehensif dan inovatif, mereka berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pembangunan masyarakat yang berdaya dan berkeadilan gender.(tim/*)
Penulis : Ali Sri Majid
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus Surabaya