
MOJOKERTO- PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) Rice Mill Unit Mojokerto turut mendukung program pemerintah pusat, mewujudkan swasembada pangan nasional.
Swasembada pangan sejatinya merupakan keinginan luhur dari Presiden Prabowo Subianto, untuk menjadikan Indonesia mandiri yang mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa mengandalkan impor.

Di Mojokerto, WPI berperan aktif dalam upaya swasembada pangan yakni, dengan menggandeng para petani menjadi mitra dan memfasilitasi benih unggul
hingga pupuk untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menyerap hasil panen padi dengan harga tinggi.
Karena untuk mewujudkan swasembada pangan itu diperlukan peningkatan produktivitas hasil panen dari petani, yang didukung pengembangan bibit unggul dan teknologi di sektor pertanian.
Koordinator Poktan Jasem, Abdul Rohim mengatakan, para petani merasakan dampak positif menjadi mitra WPI yang sudah dimulai sejak tahun 2020 hingga sekarang. “Kami sudah lama bergabung menjadi mitra Wilmar Padi Indonesia. Dampak yang kami rasakan dari kemitraan dengan WPI Mojokerto luar biasa, hasil panen melimpah dan dibeli dengan harga tinggi dibandingkan tengkulak,” kata Rohim seraya menunjukkan persawahan subur di Jasem, Mojokerto, Kamis (8/5/2025).
Rohim mengaku, keberadaan WPI sebagai perusahaan pengolahan padi yang menggunakan teknologi modern, berperan penting mendukung sektor pertanian di Mojokerto Raya.
Petani mitra WPI sangat dimudahkan, karena mereka mendapat bantuan berupa pinjaman bibit unggul, pupuk dan obat pertanian saat musim tanam sampai memasuki masa panen.
Artinya, petani tanpa mengeluarkan modal besar untuk bertanam maupun pengolahan, karena bibit dan pupuk sudah disediakan dan dibayar saat musim panen.
Para petani diistimewakan, mereka tak perlu menunggu lama menjemur padi pasca panen lantaran hasil panen langsung dibeli Wilmar. “Kami sangat terbantu hasil panen langsung dibeli Wilmar, praktis karena petani tinggal panen lalu kirim ke pabrik dekat sini. Petani mitra yang ambil bibit unggul padi dan pupuk pembayarannya saat panen, itupun (Bibit & pupuk) harganya murah ketimbang ambil dipasaran,” ucap Rohim.
Rohim juga selaku koordinator puluhan petani mitra WPI yang tergabung dalam 10 Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), dengan total luas lahan sekitar 90/100 hektare di 5 desa di Kecamatan Ngoro, termasuk di Desa Jasem.
Rata-rata satu hektare mampu menghasilkan sekitar 8-9 ton padi jenis Inpari 32, yang setiap panen 3,5 bulan sekali. Support dari WPI dapat mengubah lahan yang awalnya tidak produktif sekarang menjadi lahan produktif padi. “Sebelum bermitra lahan satu hektare ini saat panen menghasilkan 5-6 ton. Kemudian, awal mitra dengan Wilmar hasil panen padi sangat bagus meningkat 8-9 ton akhirnya petani kompak banyak yang gabung,” paparnya.
Dirinya berharap, keberlangsungan mitra bersama WPI dapat terus berlanjut untuk menunjang keberhasilan produktivitas hasil pertanian dan mensejahterakan petani di Mojokerto. “Kami berharap kemitraan Wilmar ini dapat berjalan terus, memberikan manfaat nyata bagi petani di Kabupaten Mojokerto agar lebih sejahtera,” pungkasnya.
Foto: PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) Rice Mill Unit Mojokerto, perusahaan pengolahan padi yang menggunakan teknologi modern mendukung program ketahanan pangan di Mojokerto.(tim)
Baca juga :