Siap Melawan PSSI, PS Mojokerto Putra Minta Sanksi Dicabut

Ajukan Banding, Minta Sanksi Dicabut

Manajemen PS Mojokerto Putra (PSMP) bakal melawan PSSI yang telah memberi sanksi larangan bertanding bagi PSMP selama satu tahun dan hukuman larangan bertanding seumur hidup bagi salah satu pemainnya.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, PSMP telah mengajukan banding dan menunjuk tim pengacara yang diketuai M Sholeh, seorang pengacara yang cukup terkenal di Jawa Timur.

Saar menggelar konferensi pers, kuasa hukum PSMP, Muhammad Soleh menilai bahwa hukuman yang diberikan oleh Komdis PSSI adalah hukuman yang ngawur. “Hukuman yang dikeluarkan Komdis PSSI itu bertentangan dengan kode disiplin PSSI, dan ngawur,” ungkapnya.

Kata M Sholeh, putusan Komdis PSSI pada 19 Desember lalu merupakan sesuatu yang tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan. “PSMP ini tidak pernah dipangil komdis, tapi kok tiba tiba ada sangsi. Ini adalah prosedur yang buruk,” ungkapnya

Sholeh juga mencuplik pasal 72 yang berbunyi, kalau ada keterlibatan pengurus club, maka, selain dihukum dan pengurus juga akan dihukum. “Faktanya tidak ada satupun pengurus yang dihukum. Karena dalam putusan itu tidak dijelaskan siapa yang terlibat,” tambahnya.

Masih kata M Sholeh, sanksi tidak bisa mengikuti kompetisi di tahun 2019 dan satu pemain di sanksi seumur hidup sangat bertentangan dengan kode disiplin PSSI. Apalagi tuduhannya adalah match fixing atau pengaturan skor yang merupakan
tuduhan yang serius dan melibatkan tiga club sementara yang dihukum hanya PSMP.

“Dalam kasus ini pun, tuduhannya tidak hanya satu club yang keterlibatan PSMP dalam pengaturan skor, tapi 3 club, namun tidak dijelaskan secara detail oleh Komdis dan tiba tiba langsung di hukum,” katanya.

Menyikapi hal inilah, PSMP akan melakukan bandin kepada PSSI dan melakukan perlawanan sampai komdis membatalkan atau menganulir sangsi tersebut, karena PSMP adalah korban mafia bola.

“Kita bersih dan tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan, Kalau memang ada permainan pengaturan skor, seharusnya semua yang terlibat harus mendapatkan hukuman yang sama, tapi kenapa hanya PSMP. Artinya kita tidak menyeret lainya hanya menuntut keadilan,” Pungkasnya.(fam/udi)

Baca juga :