Pasangan suami istri di Mojokerto nekat menjual semua harta bendanya dan melakukan hijrah ke Pondok Pesantren di Kawasan Kasembon, Malang untuk bergabung dengan Jamaah Thoriqoh Muso.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, pasutri ini adalah Khurotul Aini (23) dan Risky (25) asal Dusun Mojogeneng, Desa Mojogeneng, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto yang dikabarkan terkena doktrin isu akan kiamat.
Ninik Suwarni (69), ibu dari Khoirotul Aini mengatakatan, anaknya berangkat Hijrah pada Kamis pagi (07/03) dan pamit kalau akan ke pondok pesantren untuk melakukan ngaji puasa rajab di wilayah Malang. “Dia terang-terangan pamit kalau akan ngaji puasa rajab di pondok dan berkata akan kiamat,” ungkapnya.
Ninik juga mengatakan, sebelum berangkat, anaknya menjual semua barang-barang berharga miliknya, mulai dari sepeda motor, kipas dan celengannya pun dibuka.
“Sempat saya cegah tapi tetap memaksa berangkat. Bahkan saya dan keluarga dari pihak suami anak saya sempat ke sana untuk menjemput. Namun gagal, malah saya diajak untuk ikut menjadi jemaah,” terangnya.
Ninik juga mengatakan, kalau anaknya ini mengikuti jejak 52 warga dari Ponorogo yang berhijrah ke Pondok Pesantren di kawasan Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang dan menjual semua harta benda miliknya.
Sementara keluarga Aini menceritakan, saat berangkat anaknya membawa uang sekitar 8 juta hasil dari penjualan aset barang barang miliknya. Anaknya berangkat tidak sendirian, namun bersama sekitar 8 orang dari Mojokerto. “Mereka dari Jetis, Jatirejo dan juga ada yang dari Desa Gemekan, Kecamatan Sooko,” terangnya.
Menurut Ninik, sehari harinya Aini dan Suaminya terlihat seperti biasa seperti warga lainnya. Kalau salat jamaah di mushola dekat rumah bersama para warga. “Namun dalam minggu terakhir ini kalau hari Selasa dan Rabu mengaji rutin di wilayah Gemekan, tapi saya kurang tau bersama siapa dan alirannya apa,” pungkasnya.(fam/udi)
Baca juga :