Dalam program pengabdian masyarakat yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UK Petra, telah diikuti 177 mahasiswa dari 12 universitas di 7 negara.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, mahasiswa itu bersama-sama membangun Kabupaten Mojokerto sejak 18 Juli hingga 8 Agustus mendatang, yang tergabung dalam Community Outreach Program (COP) UK Petra. Meski merasa lelah, namun mereka sangat antusias.
“It’s tiring, but also exciting. I’m so excited to be able to participate in each activity we had (Ini melelahkan, tetapi juga mengasyikkan. Saya sangat senang bisa berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang kami lakukan,red),” kata, Kawaii Yu sebagai peserta COP 2019 asal Internasional Christian University di Jepang.
COP merupakan sebuah kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertaraf internasional yang digelar setahun sekali oleh Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Para peserta tinggal bersama-sama di 6 Dusun yang tersebar di Kecamatan Gondang dan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Mereka terlibat kegiatan proyek fisik dan non fisik bersama warga sekitar.
Dengan tema “Keep Blessing The Nations”, tercatat 12 universitas yang berbeda tergabung dalam kegiatan ini. Mereka diantaranya 68 mahasiswa UK Petra-Surabaya, 32 mahasiswa Dongseo University-Korea Selatan, 19 Mahasiswa Inholland University-Belanda.
Ada juga 11 mahasiswa International Christian University-Jepang, 1 mahasiswa St. Andrew University-Jepang, 7 mahasiswa Guangxi Normal University-China, 8 mahasiswa The Education University of Hong Kong-Hong Kong.
Delapan mahasiswa Hong Kong Baptist University-Hong Kong, 4 mahasiswa Fu Jen Catholic University-Taiwan, 4 mahasiswa Chung Yuan Christian University-Taiwan, 10 mahasiswa Universitas Katholik Widya Mandira-Kupang, dan 5 mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana –Jakarta.
Dalam kegiatan ini mahasiswa asing bermain gamelan. DUTA/wiwik Dusun ini ingin mengembangkan program pengembangan wisata. Untuk itu program fisiknya seperti Penataan Sign Board tempat wisata Taman Pelangi dan Lembah Harapan, pengecatan mural sarana pendukung wisata sedangkan program non fisiknya meliputi pelatihan manajemen pengelolaan wisata, mengajar siswa TK dan lain-lain.
Sedangkan masalah utama di Dusun Ngembat, akan menitikberatkan pada sisi pemberdayaan masyarakat menuju kampung layak anak.
Sehingga program fisiknya meliputi bantuan Alat Peraga Edukatif (APE), membangun pojok bermain bagi anak dan lain-lain. Sedangkan program non fisik diantaranya pelatihan bahasa Inggris, peningkatan minat baca anak dan lain-lain. (sma/adm)
Baca juga :