Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur akhirnya mengungkap adanya struktur besar dari masa purbakala di Mojokerto yang berupa talud atau penahan tanah di Dusun Bendo, Desa Kumitir Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog dari Balai BPCB Jatim mengatakan, selama proses ekskavasi, ditemukan lapisan pengubur situs yang identik dengan material letusan gunung yang terbawa lahar dingin atau benda lainnya yang terseret banjir bandang. Material tersebut berupa tanah liat, pasir, kerikil serta bongkahan batu andesit.
“Saat ini kami fokus pada penggalian lapisan atas. Lapisan atas ini kami sebut sebagai lapisan banjir atau lapisan bencana, materialnya berupa lempung (tanah liat), pasir, kerikil dan bongkahan (batu) andesit.” Ungkapnya, Senin (28/10/2019).
Wicaksono juga mengatakan, lapisan material yang mengubur bangunan era kerajaan Majapahit itu kemungkinan dibawa oleh banjir bandang atau karena letusan Gunung Kelud di tapal batas Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang.
Tim BPCB juga melakukan pengukuran dengaj menggunakan Google Maps dengan menarik garis lurus dari kawah Gunung Kelud ke area sawah di Dusun Bendo ternyata berjarak sejauh 42 Km. Dan jarak lurus dari Dusun Bendo ke Candi Tikus hanya 1 Km, lalu dari Dusun Bendo ke Gapura Bajang Ratu sekitar 1,4 Km, dan dari Dusun Bendo ke Kolam Segaran sekitar 3 Km.
“Artinya, wilayah Dusun Bendo sekarang masih termasuk kawasan yang diduga dulu bagian dari ibu kota Majapahit,” tambahnya.
Sementara Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhammad Said juga menjelaskan, berdasarkan penampakan sementara hasil ekskavasi, bangunan kuno yang ditemukan merupakan talud atau dinding penahan kawasan.
“Kemungkinan sementara, ini merupakan talud. Kemungkinan lainnya, ini adalah Mandapa. Tapi untuk kepastiannya, kita masih perlu melakukan penelitian lagi,” terangnya.
Berdasarkan hasil ekskavasi sementara, struktur bata yang yang berhasil dibongkar sepanjang 50 meter. Struktur bangunan kuno itu memiliki lebar 140 sentimeter dengan ketinggian struktur 80 sentimeter. Struktur tersebut tersusun dari 14 lapis bata yang identik sebagai peninggalan Majapahit.
Adapun ukuran bata, memiliki panjang panjang 32 sentimeter, lebar 22 sentimeter, serta memiliki ketebalan 6 sentimeter. Bata tersebut dibuat dengan teknik bata gosok.
Dari struktur yang berhasil dibuka, tampak pilar-pilar pada dinding di sisi timur. Adapun jarak antar pilar, yakni 5,5 meter.
“Untuk struktur ini kami perkirakan panjangnya 200 meter, kemungkinan besar memiliki kaitan dengan struktur lain yang ditemukan sebelumnya, tak jauh dari sini,” tandasnya.(sma/udi)
Baca juga :