Ikan Koi Banyak Yang Mati di Musim Kemarau, Peternak di Mojokerto Rugi Jutaan Rupiah

Ratusan ikan Koi milik para peternak di Mojokerto ternyata banyak yang mati. Akibatnya, para peternak merugi hingga jutaan rupiah.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, faktor cuaca panas di musim kemarau ini membuat ratusan ikan koi mati, karena kurangnya suplai oksigen dan mudah terserang penyakit seperti jamur.

Seperti yang dialami oleh peternak Koi di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Mojokerto. Dari 500 ekor koi yang dipelihara sejak bulan Juli 2019 lalu, total ada 100 hingga 150 ekor mati.

Fatkhul Goni (32) salah satu peternak ikan koi mengatakan, setiap musim kemarau selalu banyak ikan yang mati. Bahkan musim kemarau tahun ini jauh lebih banyak mencapai 80 persen dari jumlah ternak.

“Ikan koi yang mati capai 150 ekor, dari 500 ekor yang dipelihara. Terlebih tahun ini, kami memelihara Koi jenis Soa, dan Shiro. Faktor cuaca jadi sebab utama ikan sakit, ditambah suhu panas yang ekstrim membuat ikan-ikan khas negeri Jepang ini harus bertahan di Indonesia,” terangnya.

Ikan yang terbiasa hidup di suhu 16 – 27 derajat celsius tersebut, tidak mampu bertahan selama musim kemarau. Sehingga sepuluh indukan yang tersisa dan mengalami sakit di karantina, bahkan harus bertahan hidup tanpa pakan sampai sehat.

“Seperti yang jenis Soa ini, sudah tiga minggu tidak diberi makan. Soalnya kalau dikasih makan malah tambah sakit. Jadi tunggu sampai sembuh baru makan. Airnya juga kalau karantina sakit harus diganti setiap hari, dan distabilkan bisa dengan alat stabiliser, atau garam kristal,” jelas Goni yang sudah 4 tahun menekuni bisnis menjanjikan ini.

Gus Habiburrahman peternak koi, sekaligus pemilik Pondok Pesantren Darul Dakwah Desa Kedungmaling menambahkan, cuaca yang mencapai suhu 37 derajat celsius di Mojokerto berdampak terhadap pembesaran anakan koi.

“Sekarang yah terjadi penundaan pembesaran anakan sejak bulan Juli lalu, indukan saja yang tersisa hanya sepuluh ekor. Tak hanya itu, kami juga alami kerugian Rp 25 juta sampai Rp 30 juta tahun ini dari ikan-ikan koi yang mati,” keluhnya.

Sebelumnya, para peternak Koi jenis Soa dan Shiro ini menjual hasil budidayanya mulai harga Rp 10 ribu per ekor sampai Rp 12 juta per ekor secara online di seluruh Indonesia bahkan Malaysia.

Koi yang berkualitas ditentukan warna, pola warna, ukuran yang dimiliki seekor ikan koi. Terlebih kalau ikan tersebut, menang kompetisi kontes corak. (sma/adm)

Baca juga :