Pemkot Mojokerto tahun ini menganggarkan Rp 4 miliar, untuk perbaikan 20 sekolah negeri yang rusak.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, sebenarnya ada 28 sekolah negeri di Kota Mojokerto yang perlu perbaikan. Namun 20 lembaga sekolah dilakukan tahun ini, sedangkan 8 sisanya akan dilakukan perbaikan tahun depan.
Sekolah-sekolah yang saat ini mengalami kerusakan, antara lain TK Pembina Magersari, TK Pembina Prajurit Kulon, SMPN 8, SMPN 2, SMPN 9, SDN Wates 1, 3 dan 4, SDN Miji 4, SDN Kedundung 1 dan 3.
Serta, SDN Kranggan 2, 3, 4 dan 5, SDN Gedongan 1 dan 3, SDN Bloto 1 dan 2, SDN Meri 1, SDN Balongsari 6 dan 8, SDN Wates 5 dan 6, SDN Mentikan 2, SDN Purwotengah 2, SDN Sentanan, serta SDN Surodinawan.
Amin Wachid, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto mengatakan, sekolah yang disentuh perbaikan rata-rata dalam kategori rusak sedang.
“Rata-rata kerusakannya kategori sedang, seperti kerusakan pada atap ruang kelas, laboratorium, ruang guru dan perpustakaan,” katanya, Jumat (15/11/2019).
Meski kerusakan tergolong sedang, namun pihaknya khawatir akan mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, kerusakan pada atap ruang kelas juga mengancam keselamatan para siswa. Sehingga tahun ini mengalokasikan anggaran Rp 4 miliar untuk memperbaiki 20 sekolah yang rusak.
Dengan rincian rehab 2 kelas TK Pembina Magersari, rahap 2 kelas dan penambahan 2 kelas TK Pembina Prajurit Kulon, rehap 5 ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium di SMPN 8, rehab 4 ruang kelas dan laboratorium komputer di SMPN 2, rehab atap ruang guru di SMPN 9, rehab masing-masing 1 ruang kelas di SDN Wates 1, 3 dan 4, serta peninggian 2 ruang kelas di SDN Miji 4.
Perbaikan juga menyentuh 2 ruang kelas SDN Kedundung, rehab atap 5 ruang kelas di SDN Kranggan, rehab ruang guru, laboratorium komputer dan perpustakaan SDN Gedongan 1, rehab atap ruang kelas SDN Kranggan 2, 4 dan 5.
Kemudian, rehab atap ruang kelas SDN Blooto 1 dan 2, rehab atap ruang UKS SDN Meri 1, rehab atap ruang kelas SDN Balongsari 6, serta rehab atap ruang guru dan gudang SDN Balongsari 8.
“Tahun ini kami juga membangun gedung olah raga tertutup permanen di SDN Wates 1 dan pengecoran atap untuk persiapan ruang kelas baru di SDN Miji 1 dan 2,” jelasnya.
Sementara untuk 8 sekolah lainnya, menurut Amin, akan diperbaiki tahun depan. Selain persoalan sekolah rusak, saat ini juga dihadapkan dengan persoalan sertifikat tanah sekolah.
Sampai saat ini ada 18 SD dan SMP negeri di Kota Mojokerto yang tanahnya belum disertifikasi. Akibatnya, Pemkot Mojokerto tidak bisa mengucurkan anggaran pembangunan ke sekolah-sekolah itu.
Meliputi SDN Prajurit Kulon 1, 2 dan 3, SDN Blooto 1 dan 2, SDN Gunung Gedangan 1 dan 2, SDN Meri 1 dan 2, SDN Wates 1, 3, 4, 5 dan 6, SDN Kranggan 1 dan 5, serta SMPN 7 dan 9.
“Target kami tahun 2020 semua sekolah sudah selesai sertifikat tanahnya,” pungkasnya. (sma/adm)
Baca juga :