Pihak SMKN 1 Trowulan akhirnya mengklarifikasi terkait para siswa-siswinya yang menggelar aksi demo di halaman sekolah.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, pihak sekolah menganggap terdapat mis komunikasi antara pihak sekolah dan siswa. Karena uang tabungan wajib para siswa yang dibayar setiap bulan tersebut untuk biaya pengembangan siswa.
Hal itu ditegaskan oleh, Umi Hasanah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Trowulan, Senin (2/11/2019). Menurutnya, tabungan wajib yang dibayar para siswa SMK Negeri 1 Trowulan sudah mendapatkan persetujuan wali murid.
“Setelah kami rapatkan, kami sepakat dan kami semua terbuka, tabungan sudah dirapatkan dengan wali murid. Semuanya sudah jelas karena wali murid sudah punya surat edaran yang ditanda tangani Kepala Sekolah dan komite sekolah,” terangnya.
Tabungan wajib bagi para siswa digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan diri siswa yang tidak didanai Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun Program Gratis Berkualitas (Tistas).”Uang itu salah satunya kegiatan kunjungan industri, yaitu study tour para siswa ke sebuah pabrik atau tempat usaha sesuai jurusan masing-masing,” tanbahnya.
Kata Umi, besaran tabungan wajib di setiap jurusan berbeda-beda. Paling rendah Rp 75.000 per siswa per bulan, dan paling tinggi Rp 145.000 per siswa per bulan.
Pungutan itu berlaku bagi siswa kelas X hingga XII di SMKN 1 Trowulan yang mempunyai 27 kelas dengan 800 siswa. “Untuk tuntutan siswa soal pencopotan kepala sekolah, masih belum kita sampaikan,” tandasnya.
Dia juga menyatakan, pemicu demo siswa itu karena banyak yang tidak dapat mengikuti ujian. Sebab, mereka belum menyelesaikan pembayaran tabungan wajib untuk mendapatkan kartu peserta ujian.
Sebelum menggelar aksi, pihak sekolah sudah meminta para siswa untuk melunasi tabungan wajib. Termasuk memperbolehkan para siswa mengambil kartu ujian meski belum membayar, tapi hal itu tidak dilakukan oleh siswa.
“Saya berani menjamin kok pasti diperbolehkan mengambil kartu ujian, yang penting para siswa ini menghadap ke kordinator tabungan. Bahkan, pihak sekolah juga sudah memangil ketua kelas walupun belum bayar tabungan, harus tetap ikut ujian,” paparnya.
Alasan sebagian siswa enggan menghadap ke Kordinator tabungan untuk mengambil kartu peserta ujian ada beberapa hal. Diantaranya tidak mampu membayar serta ada yang sudah dikasih orang tuanya, tapi tidak dibayarkan.
Sebelumnya, ratusan siswa-siswi SMK Negeri 1 Trowulan, Mojokerto menggelar aksi demo dihalaman sekolah, Senin (2/12/2019). Mereka menuntut adanya transparansi terkait tabungan wajib.
Mereka tidak hanya melakukan orasi secara bergiliran, juga memilih keluar dari kelas saat ujian di hari pertama. Mereka juga melakukan konvoi dan menggeber sepeda motor di halaman sekolah. Dalam orasinya, mereka menuntut Irni Istiqomah, Kepala Sekolah agar mundur dari jabatannya. (sma/adm)
Baca juga :