Desa Sooko Kecamatan Sooko melakukan deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) atau Open Defecation Free (ODF) 2019. Deklarasi ini dihadiri langsung oleh Pungkasiadi, Plt Bupati Mojokerto, Senin pagi (23/12/2019) di Balai Desa Kecamatan Sooko.
Kata Pungkasiadi, pemkab sudah berkomitmen untuk mencapai ODF di semua wilayah di Kabupaten Mojokerto. “Selain faktor kesadaran masyarakatnya, mewujudkan ODF itu sangat berkaitan dengan ketersediaan air bersih. Selain Sooko, ada beberapa kecamatan lain yang sudah mendeklarasikan ODF yakni Dawarblandong dan Dlanggu. Namun kita sudah komitmen untuk mencapai hal itu di semua wilayah Kabupaten Mojokerto,” ujarnya.
Menurutnya, strategi pembangunan kesehatan di Indonesia dibangun dengan 3 pilar. Yakni paradigma sehat, penguatan akses pelayanan kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dari 3 paradigma tersebut, tertuang dalam RPJMD serta visi misi Pemkab Mojokerto.
Pada akses pelayanan kesehatan, 25 puskesmas di Kabupaten Mojokerto sudah akan mendapat akreditasi dari Komisi Akreditasi Kementrian Kesehatan RI. Diperkirakan sampai akhir 2019, seluruh puskesmas (27 puskesmas) di bisa terakreditasi. Selain itu, beberapa puskesmas juga mengantongi beberapa prestasi membanggakan.
Antara lain Puskesmas Bangsal dengan inovasi Gemar Bertasbi yang masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2018, Budidaya Lele Penanggulangan Gizi Buruk (Bule Gazibu) milik Puskesmas Puri yang masuk inovasi Jawa Pos Award 2018, juga ada Kelompok Budaya Kerja Sehati Puskesmas Dawarblandong yang berhasil masuk seleksi tingkat provinsi.
Terbaru, inovasi Nenek Cantik Pejuang ASI (NENCI) UPT Puskesmas Gayaman Kecamatan Mojoanyar, berhasil masuk dalam Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) se-Jawa Timur pada 3 Desember 2019 lalu. “Prestasi-prestasi di atas adalah salah satu wujud upaya promotif dan preventif, untuk mewujdukan Kabupaten Mojokerto yang sehat. Kegiatan kita pada pagi ini, semoga menjadi contoh bagi kecamatan lain di Kabupaten Mojokerto untuk sellu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satunya dengan tidak BAB sembarangan,” tandasnya.
Secara terpisah, Heppy Iswahyudi, Kepala Desa Sooko berharap, agar kecamatan lain bisa mengikuti deklarasi yang sama ke depannya.
“Desa Sooko sudah berkomitmen untuk STOP BABS, dan mendukung kegiatan deklarasi ODF agar dapat dicontoh dengan desa lainnya, serta dapat memaksimalkan APBDES. Terima kasih kepada Plt Bupati Pungkasiadi yang menyempatkan waktunya untuk datang dalam kegiatan Deklarasi ODF,” ujar Heppy.
Deklarasi ODF Kecamatan Sooko ditandai dengan pembacaan deklarasi ODF dan penandatanganan komiten oleh Kepala Dusun Mengelo Khalul Fidiyan diikuti sepuluh RW, dilanjutkan penyerahan serfitikat ODF kepada para kepala desa. Kegiatan ditutup dengan pemberian santunan kepada Lansia dan anak yatim. (sma/ADV)
Baca juga :