Awas, Demam Berdarah Intai Mojokerto, Warga Harus Waspada

Masyarakat harus mewaspadai adanya demam berdarah yang disebabkan perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty. Apalagi saat ini intensitas musim hujan sudah mulai tinggi.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, meski dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini dinyatakan jumlah DBD (Demam Berdarah Dengue) diwilayah Kabupaten Mojokerto tidak mengalami peningkatan.

Namun tahun ini patut diwaspadai, karena masa musim penghujan diperkirakan lebih lama dibandingkan tahun lalu.

Didik Khusnul Yakin, Asisten 1 Sekdakab Mojokerto mengatakan, untuk pencegahan DBD, berbagai upaya telah dilakukan salah satunya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). “Kami tetap mengandalkan PSN,” terangnya.

Dia mengatakan, kegiatan PSN sudah diperkuat melalui SK Bupati, yang dijadikan gerakan di setiap wilayah tempat pemberantasan nyamuk.

Sebab, penanganan demam berdarah di Kabupaten Mojokerto sepakat tidak mengedepankan fogging atau pengasapan dengan bahan obat kimiawi, malathion. “Kalau di fogging itu justru bahaya,” jelasnya.

Masih kata Didik, tahun 2019 lalu angka bebas jentik diwilayah Kabupaten Mojokerto berada di atas 90.

Berbeda di daerah Kabupaten Kediri yang angka bebas jentiknya dibawah 80. “Yang dibawah 80 itu jelas ditemukan jentiknya di masing-masing rumah, ” tandasnya. (sma/adm)

Baca juga :