Jelang Tahun Baru Imlek, Pembuat Kue Keranjang di Mojokerto Banjir Pesanan

Salah satu pembuat kue keranjang di Mojokerto ternyata mendapat berkah tersendiri menjelang perayaan tahun baru Imlek, yang akan jatuh tanggal 25 Januari 2020 nanti.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, salah satu pembuat kue keranjang itu yakni Atik Susiana Wati Elisa (44) warga Puri, Mojokerto. Jelang tahun baru Imlek, dirinya mengaku mendapat banyak pesanan.

Menurut Elisa, dirinya selalu mempertahankan tradisi membuat kue keranjang. Resep yang dia dapatkan itu dari kakek neneknya dari Tiongkok sekitar 60 tahun lalu. Dalam membuat kue keranjang, telah menjadi tradisi keluarganya sejak kakek dan neneknya tiba di Mojokerto. Dia bilang, almarhum kakek dan neneknya itu asli keturunan Tiongkok. “Jadi, resep kue keranjang ini dibawa kakek dan nenek saya dari Tiongkok,” ujarnya, Sabtu (18/1/2020).

Elisa yang bertempat tinggal di Jalan Jayanegara 2, Dusun/Desa Banjaragung, Kecamatan Puri menceritakan, zaman dulu kue keranjang dicetak menggunakan keranjang dari anyaman bambu. Untuk itulah, kue berbahan dasar ketan dan gula pasir tersebut diberi nama kue keranjang.

Namun seiring berjalannya waktu, cetakan keranjang diganti dengan bahan aluminium. Karena cetakan dari anyaman bambu hanya bisa untuk sekali pakai. Sehingga cetakan dari alumunium juga digunakan oleh Elisa sebagai generasi ketiga pembuat kue keranjang di keluarganya.

“Saya mulai membuat kue keranjang sekitar tahun 2011, saya warisi dari ibu saya Lin Siang Mei alias Lisa Melani,” terangnya.

Bisnis kue keranjang yang ditekuni oleh Elisa bersifat musiman. Karena permintaan kue yang mempunyai rasa manis dan kenyal itu hanya ada saat perayaan Imlek. “Kue ini biasanya dipakai salah satu perlengkapan sembahyang saat Imlek. Setelah itu dimakan bersama keluarga dan teman,” jelasnya.

Meski perayaan Imlek jatuh 25 Januari nanti, istri Ronald Eduward (49) ini sudah mendapat pesanan 500 kue keranjang. Para pemesan yang datang sejak awal Januari lalu merupakan pedagang kue di Kota Mojokerto. Kata dia, Kue-kue buatannya dijual kembali oleh pemesannya ke Surabaya dan Malang.

Kue keranjang buatan Elisa dijual seharga Rp 20.000 per biji. Sehingga dirinya memperoleh omzet hingga mencapai Rp 10 juta. Tidak sampai sebulan, dia (Elisa) meraup untung sekitar Rp 2 juta. (sma/adm)

Baca juga :