Keberadaan Tanah Kas Desa (TKD) yang tersebar di semua desa di Kabupaten Mojokerto diharapkan bisa dimanfaatkan untuk aktifitas ekonomi yang mampu meningjatkan perekonomian masyarakat desa.
Hal ini disampaikan Pungkasiadi, Bupati Mojokerto dalam acara silaturahmi bersama Asosiasi Kepala Desa (AKD) se-Kecamatan Dlanggu, Selasa (28/1/2020).
Abah Ipung, sapaan akrab Bupati Mojokerto mengatakan, dalam beberapa pertemuan AKD sebelumnya, dirinya sering menyampaikan kalau bengkok (TKD) bisa dimanfaatkan untuk hal-hal produktif. Misalnya dibuat destinasi wisata, rest area, pujasera.
“Kita mendorong pemerintah desa untuk kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan TKD agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Desa itu ujung tombak pembangunan kita saat ini,” ungkapnya.
Masih kata Abah Ipung, saat ini di Mojokerto sudah tidak ada lagi status desa tertinggal. Semua desa juga didorong untuk terus berkembang. Namun, desa harus tetap koordinasi dengan Pemda, khususnya Bappeda untuk memastikan status TKD yang akan difungsikan agar tepat sasaran dan sesuai ketentuan.
“Namun konsultasi dulu ke Bappeda apakah tanahnya berstatus zona merah, hijau, kuning atau lainnya. Saya hanya pesan agar anggarannya dikelola dengan efektif, efisien dan sesuai aturan. Ini semua supaya hasilnya juga bisa baik, semua program harus linier dengan pusat. Termasuk tuntutan zaman dimana kecepatan selalu menjadi yang utama (tekoneksi IT),” katanya.
Selain itu, Bupati juga menyampaikan program pembangunan jaringan fiber optic (FO) yang akan memudahkan dan mempercepat sistem koneksi. Ini juga sebagai jawaban atas tuntutan kemajuan zaman yang serba berbasis IT.
“Nantinya, FO ini akan sampai di semua kantor kecamatan. Secara otomatis akan menyentuh desa-desa yang dilintasi. Nah, dari kecamatan nanti akan dipancarkan untuk ke desa yang jaraknya jauh dan tidak dilintasi FO,” pungkasnya.(sma/udi)
Baca juga :