Stok Beras di Gudang Aman, Bulog Mojokerto Jamin Tak ada Kelangkaan

Meski pemerintah pusat memperpanjang Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia hingga 29 Mei, namun masyarakat tidak perlu kawatir. Sebab sejauh ini stok bahan pokok di Mojokerto aman alias masih mencukupi hingga akhir tahun.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, kepastian stok bahan pokok itu terutama beras yang ada di gudang Bulog Sub Divre II Wilayah Surabaya Selatan.

Renota Horison, Kepala Perum Bulog Sub Divre II Wilayah Surabaya Selatan mengatakan,
saat ini ada 54 ribu ton stok beras yang menjadi pasokan untuk tiga wilayah. Diantaranya, Kota dan Kabupaten Mojokerto, serta Kabupaten Jombang.

Harga komoditas beras juga masih stabil. Di lapangan belum ada kenaikan harga yang begitu signifikan atau masih dikisaran Rp 11.125 per kilogram untuk beras IR64. Sementara untuk Mentik atau premium Rp 12 ribu per kilogram.

Masyarakat dihimbau tak perlu khawatir. Untuk itu kepanikan dengan membeli dalam jumlah besar atau panic buying tidak seharusnya dilakukan.

Sebab, dengan stok beras yang mencapai 54 ribu ton, dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga daerah yang menjadi wilayahnya. ’’Bahkan, stok sebanyak ini kami pastikan mampu mencukupi sampai akhir tahun. Menghadapi bulan puasa sampai akhir tahun masih cukup,’’ terangnya.

Apalagi bulan April saat ini, sudah mulai masuk masa panen padi secara merata di setiap daerah. ’’Untuk kebutuhan beras. Saya pastikan lagi stok kita aman,’’ tegasnya.

Dia juga mengaku, kondisi di tengah persebaran Covid-19 memang tidak berpengaruh pada ketersediaan bahan pokok beras. Apalagi, saat ini bulog tidak lagi melayani untuk kebutuhan beras rakyat miskin (raskin).

’’Tidak ada raskin. Sehingga tidak ada acuhan, berapa ketahanan per bulannya. Suplai tambahan masuk karena musim panen tiba dan harga beras di pasaran masih stabil karena memang pasokan ada. Terbanyak beras kita dari petani di Jombang. Tapi Kota dan Kabupaten Mojokerto cukup untuk melakukan penyerapan,’’ jelasnya.

Disinggung soal tingginya harga Gula di Pasaran yang mencapai Rp 20 ribu per kilogram, Renota mengaku, secara khusus bulog tidak ada kewenangan menangani karena di luar penugasan.

Menyusul, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada Perusahaan Umum (Perum) Bulog dalam rangka Ketahanan Pangan Nasional, Perum Bulog ditugaskan untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga tiga komoditas pangan pokok.

Yaitu beras, jagung dan kedelai. ’’Terkait penugasan pemerintah, kita utama di bahan pokok beras. Tapi, untuk gula, kami sebenarnya juga ikut melakukan penstabilan harga di pasaran. Saat ini, kami juga melakukan pemesanan, tinggal proses kirim saja masih antre di pabrik gula itu sendiri,’’ tandasnya. (sma/adm)

Baca juga :