Dalam mengantisipasi gelombang mudik jelang bulan puasa, Pemkab Mojokerto melakukan sejumlah langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, Pemkab Mojokerto merencanakan Balai Desa di setiap wilayah Kabupaten Mojokerto menjadi tempat karantina awal Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait Covid-19
Pungkasiadi, Bupati Mojokerto mengatakan, hingga saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian, kesehatan, perangkat desa dan kecamatan terkait pengecekan kondisi para pemudik khususnya kesehatan.
“Jelas, ini koordinasi dengan pihak kepolisian terkait itu, persiapan pemudik. Kita kan ada relawan gugus tugas Covid-19, sampai desa. Bahkan RT maupun RW, mereka ini posisinya lebih tau penduduknya kerja dimana, di Hongkong, Malaysia, Jakarta atau lainnya. Untuk itu semua nantinya saling berkoordinasi mulai dari RT, RW, perangkat desa, kecamatan, bahkan puskesmas-puskesmas ini jalan semua,” ujarnya, Rabu (08/04/2020).
Terkait antisipasi pemudik, Pemkab memanfaatkan Balai Desa maupun Kecamatan untuk menyediakan tempat sebagai karantina awal. Jika sudah ada indikasi Covid-19, posisinya harus tetap dirujuk ke rumah sakit rujukan, yakni RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari.
“Kalau karantina itu kan ngomongnya sehat, yah toh. Kalau sehat itu mungkin disiapkan di balai desa, bahkan kalau ketemu ini sudah benar-benar sehat, dan yang bersangkutan yakin betul berani di rumahnya isolasi mandiri selama 14 hari. Tapi tetap di kecamatan juga ada, dan akan dicek dulu kesehatan, ada batuk-batuk, atau panas tinggi yang mengarah ke Covid-19 akan tetap dirujuk ke Soekandar,” tandasnya. (sma/adm)
Baca juga :