Sejumlah Pondok Pesantren di Jawa Timur sepakat menerapkan new normal dan memasukkan santrinya secara bertahap, termasuk ponpes di Mojokerto.
Keputusan ini diambil setelah dilakukan rapat oleh tim persiapan the new normal ponpes di Jawa Timur yang sebelumnya telah melakukan rapat virtual dengan melibatkan pengasuh ponpes, cendekiawan dan dokter.
Muhammad Al barra pengasuh pondok pesantren Amanatul Ummah kembangbelor Pacet Mojokerto mengatakan, hasil rapat tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan.
Diantaranya, kegiatan belajar mengajar di pesantren dibuka mulai bulan Juni 2020 dan kedatangan santri dilakukan secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Sebagian besar pondok pesantren di Jawa Timur akan mulai belajar mengajar santri pada bulan ini, tanggalnya diserahkan ke pesantren masing-masing,” ungkapnya, kepada suaramojokerto.com.
Kata Gus barra sapaan akrab Muhammad Al barra, untuk pondok pesantren Amanatul Ummah, kegiatan belajar mengajar santri dimulai pada tanggal 7 Juni 2020 (hari ini).
“Kami akan mendatangkan santri mulai 7 Juni secara bertahap hingga 14 hari. Santri yang datang harus membawa surat sehat atau hasil pemeriksaan kesehatan. Bisa cek darah lengkap, rapid tes atau foto rontgen,” terangnya.
Gus Barra juga mengatakan, ada beberapa syarat lain yang harus dipenuhi pesantren ketika menerapkan new normal. Mulai dari melakukan screening dan sterilisasi santri yang datang hingga antisipasi jika ada santri yang sakit.
“Jadi nanti, semua santri yang datang akan kita terima di tempat transit di kampus, kemudian mereka akan menjalani screening dan sterilisasi, setelah itu dibawa dengan bus menuju pesantren. Orang tua hanya boleh mengantar sampai tempat transit saja,” terangnya.
Sementara, di pesantren akan dilakukan protokol kesehatan yang ketat. Santri harus jaga jarak dan harus selalu pakai masker, juga harus bawa masker cadangan serta hand sanitizer,” ujarnya.
Ketika ada santri yang mengalami sakit apapuan, akan dilakukan pemeriksaan dan perawatan serta dipindah ke ruang khusus. “Semoga saja, ikhtiyar ini akan membuat semua aman dan wabah ini cepat berlalu,” harapnya.
Lalu, bagaimana kalau nantinya ada santri yang terkonfirmasi positif corona. “Ya, nau’dzubillah kalau nanti ada santri yang positif, maka akan dilakukan isolasi dan langsung dikoordinasikan dengan pemprov Jatim. Itu juga diantaranya yang dibahas dalam rapat virtual tersebut,” tandasnya.
Dimulainya kegiatan belajar mengajar di pesantren dengan persiapan memghadapi new normal ini juga dikarenakan banyaknya orang tua santri yang meminta agar Pesantren segera diaktifkan kembali.
Para orang tua merasa, selama di rumah proses belajar dan ibadahnya kurang bisa terkendali dengan baik, dan ternyata, keluhan ini juga muncul di sebagian besar pesantren.(sma/udi)
Baca juga :