Gubernur Jatim dan Walikota Mojokerto Bersepeda Bareng, Sambil Berbagi Masker

Khofifah Indar Parawansa, Gubenur Jawa Timur dan Ika Puspitasari atau Ning Ita, Walikota Mojokerto bersepeda bareng atau gowes. Mereka mengelilingi Kota Mojokerto Minggu pagi kemarin (30/8/2020). Selain bersepeda, keduanya juga mengampanyekan protokol kesehatan sambil berbagi masker kepada masyarakat. Ratusan masker itu dibagikan di Alun-alun Kota Mojokerto, Pasar Tanjung Anyar dan Hutan Kota bersama penyitas Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh, usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Darurat Lapangan Indrapura, Surabaya.

Khofifah Gubernur mengatakan, upaya itu sekaligus menjadi langkah persuasif, untuk mengajak masyarakat tertib mengenakan masker, menjaga jarak di ruang publik serta rajin mencuci tangan dengan sabun. “Ini merupakan bagian dari kami dalam membangun komunikasi secara konsisten, bahwa sebetulnya penyebaran covid itu belum berhenti. Maka semua harus melakukan antisipasi secara komprehensif dan masyarakat harus ada di depan. Oleh karena itu, tadi teman-teman dari penyitas Covid-19, juga memberikan penguatan kepada masyarakat. Jangan sampai terpapar, maka disiplinlah menggunakan masker,” jelas Khofifah.

Sementara itu, Ning Ita, Walikota Mojokerto mengatakan, kegiatan gowes bareng bersama Gubenur Jawa Timur tersebut, tidak lepas dari pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

“Alhamdulillah selama ini pelaksanaan dari Inpres 6 tahun 2020 tersebut, sudah kami jalankan secara masif di Kota Mojokerto bersama gugus tugas yang tergabung dari seluruh Forkopimda. Tidak hanya itu, kami juga melibatkan peran masyarakat melalui kampung tangguh agar golnya tercapai. Yakni, tingkat kesadaran masyarakat akan penerapan protokol kesehatan terus dijalankan,” terangnya.

Sementara itu, Edy Sukotjo, salah satu survivor Covid-19 yang tergabung dalam Ikatan Alumni Pasien Sembuh Covid-19 dari RS Lapangan Indrapura, Surabaya mengaku, pihaknya sengaja turun secara langsung bersama penyitas lainnya ke lapangan, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih aware dengan bahaya Covid-19. Sekaligus menepis stigma, jika mantan pasien Covid-19 membahayakan.

“Saya adalah mantan pasien Covid-19 dan alhamdulillah sudah sembuh. Saya bersama 12 survivor lainnya mengajak masyarakat agar lebih patuh dalam menjalankan protokol kesehatan. Dan tidak hanya itu, kami juga meminta kepada seluruh masyarakat agar jangan menjauhi mantan pasien Covid-19. Karena kami tidak lagi menularkan virus, sebab kami sudah memiliki kekebalan dan imunitas,” katanya. (sma/udi)

Baca juga :