Ratusan warga dari tiga Desa di Kabupaten Mojokerto melakukan aksi di lokasi galian C yang beroperasi di aliran sungai Galuh, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Selasa (15/9/2020). Mereka menghentikan paksa aktivitas tiga alat berat.
Aksi ratusan warga kali ini menuntut penutupan lokasi galian C yang diduga ilegal, karena beraktivitas di aliran sungai.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, ratusan masa yang terdiri dari tiga desa mulai dari Desa Jatidukuh, Desa Ploso Bleberan dan Desa Bening berkumpul di Balai Desa Jatidukuh. Sebelum akhirnya melakukan longmarch ke lokasi tambang yang ada di aliran sungai, sambil membawa poster yang bertuliskan kecaman dan tuntutan.
Warga juga turut membawa keranda mayat sebagai simbolis adanya tambang galian C di aliran sungai Galuh mengancam nyawa warga. Sesampainya di lokasi tambang, ratusan warga langsung mengehentikan paksa dua alat berat yang tengah beraktivitas memecah bebatuan sungai.
Sujari (42) kordinator aksi di lokasi galian mengatakan, harga mati, warga meminta agar tambang ini tidak lagi beroperasi.
Menurutnya, aksi warga kali ini menentang adanya aktivitas tambang yang ada di aliran sungai Galuh. Selain merusak lingkungan dan bisa menyebabkan bencana alam, aktivitas ini juga berimbas langsung pada masyarakat desa.
“Sumur kering dan air keruh, sawah sulit teraliri air ini kan jelas sangat merugikan warga,” tambahnya.
Menurutnya, aktivitas galian C di aliran sungai Galuh telah beroprasi selama satu bulan lamanya. Sebelumnya warga juga sudah menyampaikan kepada pihak desa, jika masyarakat tidak sepakat adanya aktivitas galian ini.
Dilain sisi, lokasi galian C ini berlokasi di aliran sungai yang menjadi sumber mata air dari beberapa desa di Kecamatan Gondang.
“Ini kan jelas mengalir di sungai, seharusnya tidak boleh di gali. Tapi kenapa terus di lakukan,” tegasnya.
Selain meminta penutupan lokasi tambang, warga juga meminta agar tiga alat berat yang ada di lokasi galian C di aliran sungai Galuh di keluarkan dari lokasi tambang.
Ratusan warga mulai emak-emak hingga pemuda masih menduduki lokasi galian C dan melakukan negosiasi dengan pemilik juga aparat kepolisian. “Kita akan tetap disini sampai alat berat ini keluar dari lokasi,” tegasnya. (sma/udi)
Baca juga :