Dalam menurunkan status Kota Mojokerto yang saat ini kembali jadi zona merah atau resiko tinggi penyebaran Covid-19, sejumlah langkah tengah dilakukan.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, salah satu langkah yang dilakukan yakni RSUD dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto berupaya memangkas masa perawatan pasien di ruang isolasi.
dr Triastutik Sri Prastini, Direktur RSUD dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto mengatakan, upaya penurunan jumlah pasien di ruang isolasi dilakukan dengan mempercepat uji swab. Apalagi saat ini telah meningkatkan kemampuan mesin PCR. Sehingga dengan cepat diagnosa, maka bisa cepat juga tertangani.
Sebab kata dr Triastutik, pasien yang dirawat di ruang isolasi tidak hanya kasus konfirmasi positif Covid-19 saja. Melainkan juga merawat pasien probable dan suspect Covid-19.
Untuk itu menurutnya, dengan percepatan uji swab, maka mampu memangkas perawatan pasien. Karena dengan mesin PCR yang dimiliki, hasilnya bisa diketahui sekitar 2 jam. Jadi kalau negatif, pasien bisa langsung dipindah ke ruang rawat reguler.
Sampai kemarin (30/09/2020), dari kapasitas 63 tempat tidur, jumlah pasien Covid-19 yang masih di rawat tinggal 17 orang atau terisi 26,98 persen. Sehingga ketersediaan ruang isolasi masih tersisa 46 bed yang kosong.
dr Triastutik juga menjelaskan, kemampuan PCR di RSUD Kota Mojokerto itu juga masih dikebut. Dari semula hanya melakukan pengujian 33 sampel per hari, kali ini ditingkatkan untuk running 6 kali atau 66 sampel per hari.
Sekedar informasi, Kota Mojokerto kini masuk dalam daerah beresiko tinggi atau zona merah dari sebelumnya zona oranye atau risiko sedang.(sma/udi)
Baca juga :