Hingga saat ini, sedikitnya ada tiga lembaga SMA/SMK di Mojokerto yang menghentikan uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Hal ini dilakukan karena khawatir menjadi klaster baru.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, penutupan sementara pembelajaran tatap muka di 3 sekolah ini memang ada kaitannya dengan penyebaran virus korona. Diantaranya ada beberapa walimurid yang dinyatakan positif korona. Tapi, tidak ada siswa yang dinyatakan positif.
Kresna Herlambang, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Mojokerto mengatakan, tiga sekolah yang menghentikan pembelajaran tatap muka sementara ini adalah SMKN 1 Pungging, SMKN 1 Kota Mojokerto dan SMAN Dawarblandong.
Kata Kresna, penutupan sementara ini dilakukan karena kehati-hatian terhadap penyebaran virus korona. “Ini kehati-hatian, karena yang kena ini orang tuanya, daripada menimbulkan keresahan akhirnya dilakukan penutupan sementara,” ungkapnya.
Kresna juga mengatakan, penutupan pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Kota Mojokerto dilakukan hanya pada kelas mata pelajaran (mapel). “Di SMKN 1 Kota kelas vokasinya tetap jalan seperti biasa, yang ditutup hanya kelas mapel, setelah ada wali murid yang positif,” terangnya.
Sementara penutupan kelas tatap muka di SMAN Dawarblandong dilakukan setelah ada beberapa guru dan tenaga kependidikan (GTK) dinyatakan reaktif saat dilakukan rapid tes masal terhadap semua GTK.
“Kemarin itu GTK-nya reaktif gitu lho, 9 reaktif kemudian untuk menghindari keresahan diantara mereka, sudahlah untuk sementara selama 4-5 hari dirumahkan,” jelasnya.
Kresna juga mengatakan, untuk SMA/SMK lainnya tetap melakukan uji coba pembelajaran tatap muka sebanyak 25 persen dari siswa dengan menerapkan protokol lesehatan yang ketat.
“Saya sih berharap, seiring dengan perkembangan pandemi di daerah nanti bisa menjadi zona hijau, sehingga pembelajaran kelas tatap muka bisa dilakukan secara normal,” tandasnya.(sma/udi)
Baca juga :