290 warga Mojokerto Alami Gangguan Jiwa di Pandemi Korona

Dinas Kesehatan kabupaten Mojokerto mencatat ada tambahan yang cukup signifikan dalam kasus warga yang mengalami gangguan jiwa di tengah pandemi korona.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, hingga bulan Oktober 2020 tercatat, total warga di Kabupaten Mojokerto yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 1.221 orang, atau bertambah 290 dalam tahun ini.

Dokter Langit Kresna Janitra, Kabid P2P Dinkes Kabupaten Mojokerto mengatakan, kenaikan kasus gangguan jiwa dalam tahun ini ada kenaikan sebesar 31,1%.

Data ini berdasarkan temuan saat warga melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas, serta hasil penyisiran petugas yang datang dari rumah ke rumah. “Yang paling banyak, warga memgalami stress dan depresi,” ungkapnya kepada suaramojokerto.com, Rabu (14/10/2020)

Mengenai faktor penyebab, kata dokter Langit, pemicunya ada berbagai faktor yang membuat warga mengalami gangguan mental. “Faktor penyebabnya banyak, ada yang karena masalah ekonomi dan ada yang masalah keluarga, juga karena paranoid,” tambahnya.

Dokter langit juga mengakui, meski tidak memiliki data yang rinci, namun pendemi korona ini memang berdampak pada bertambahnya kasus gangguan jiwa.

Sementara mengenai gejala orang yang mengalami gangguan jiwa, ada sekitar 20 gejala yang dialami mulai dari yang ringan hingga berat. Di antaranya gejala ringan seperti sulit tidur, tidak nafsu makan, mudah takut atau mudah marah sama serta paranoid. “Biasanya juga diikuti pemikiran untuk mengakhiri hidup atau ingin bunuh diri,” terangnya.

Nah, kalau sudah ada gejala seperti yang tersebut tadi, warga diharapkan segera konsultasi ke petugas medis yang ada di desa. “Di setiap desa, kita punya perawat juga ada bidan desa, bisa juga datang langsung ke Puskesmas,” ujarnya.

Selain itu, di Mojokerto sudah ada 9 puskesmas yang menangani gangguan jiwa ini, dan bagi yang memerlukan perawatan lebih lanjut akan dirujuk ke RSUD Prof DR Soekanardar Mojosari atau bahkan dirujuk ke RSJ Menur atau RSJ Lawang.

“Biaya semua perawatan ini gratis, bahkan kalau kondisinya berat akan kita jemput dengan mobil ambulance dan kita antar ke RSJ, semua gratis,” tandasnya.(sma/udi)

Baca juga :