Puluhan warga melakukan unjuk rasa di depan pabrik PT. Supracor Sejahtera di Desa/Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Mereka menuntut kejelasan terkait dana kompensasi untuk desa.
Infornasi yang dihimpun suaramojokerto.com, dalam aksi demo yang digelar Senin (23/11/2020) tersebut. Warga meminta transparansi dana kompensasi untuk desa yang diduga masuk ke kantor pribadi perangkat.
Para pendemo membawa beberapa kertas yang bertuliskan tuntutan. Diantaranya, “Dana Kompensasi, bukan Hak Perorangan” dan “Kembalikan hak warga” serta tuntutan lainnya.
Dalam aksi demo ini juga diwarnai kericuhan, bahkan masa sempat memblokade jalan dan menghadang truk gandeng yang akan masuk ke dalam pabrik. Lantaran kepala desa setempat tidak mau mendampingi warga audensi dengan perusahaan.
Suhartono, kordinator aksi mengatakan, ada dugaan bahwa selama ini dana kompensasai dari pabrik masuk ke kantong oknum perangkat desa. “Ini sudah beralan bertahun-tahun, yang mengatasnamakan pemerintah desa, makanya kami mempertanyakan itu,” ungkapnya.
Selain menuntut transparansi dana kompensasi, warga juga meminta agar pihak pabrik memperkerjakan 50 persen putra daerah dan memperhatikan kesejahteraan warga sekitar.
Sementara Paiman, Kepala Desa Pungging mengaku bahwa pihak perusahaan sebenarnya sudah memberi kompensasai kepada warga setiap bulan dengan besaran nominal 1 kali gaji UMR.
[sc name=”iklan-sisipan”]
Dana tersebut dibagi ke 7 dusun yang ada di desa Pungging melalui oknum perangkat desa. “Perusahaan biasanya memberikan kompensasi kepada desa pertahun untuk kegiatan 17 Agustus,” tuturnya.
Sementara terkait tudingan adanya kompeplnsasi dari pabrik sebesar 60 rupiah per kilo dari setiap avalan yang keluar, dan dana itu masuk ke desa. Paiman mengaku tidak mengetahui secara pasti.
Sementara tuntutan warga dalam aksi demo ini yang disampaikan untuk PT. Supracor Sejahtera juga akan disampaikan kepada PT Dinamika Megatama Citra, perusahaan produksi pakan ternak yang ada di desa yang sama, yakni Desa Pungging Mojokerto.(sma/udi)
Baca juga :