Banjir yang terjadi di 3 desa di Dawarblandong Kabupaten Mojokerto terjadi hampir tiap tahun. Bahkan, Gubernur Jawa Tikur, Khofifah Indarparawansa sebelumnya pernah menjanjikan segera melakukan normalisasi tapi hingga kini belum terealisasi.
M Zaini, Kepala BPBD Kabupetan Mojokerto mengatakan, faktor penyebab banjir akibat luapan sungai lamong merendam lima Dusun tersebut kareba memang kondisi sungai sudah sangat dangkal.
Sehingga, sungai tak mampu menampung air, lalu meluber ke pemukiman warga. Ditambah lagi, ada tanggul jebol yang membuat semakin parah. “Solusinya memang normalisasi, dulu sudah dijanjikan provinsi, sekarang tinggal realisasinya kapan, itu yang kami tunggu,” ungkapnya.
M Zaini juga mengatakan, kondisi terkahir Banjir di Desa Banyulegi sejak Senin sore (14/12) air sudah surut semua dan masyarakat sudah kembali beraktifitas normal.
“Hari ini, semua sudah kembali normal, posko maupun dapur umun sudah kita tarik. Tapi kita masih siagakan petugas, juga tim kesehatan dari puskesmas,” terangnya.
Zaini juga mengatakan, kawasan Desa Banyulegi dan sekitarnya masih berpotensi terjadi banjir susulan, sehingga tetap akan siaga tan terus memantau.
“Potensi banjir masih ada, termasuk potensi bencana lainnya, yakni bansor atau banjir dan longsor di beberapa daerah rawan bencana. Sehingga, per hari ini (selasa 15 Desember 2020) kita tingkatkan status dari siaga bencana menjadi tanggap darurat bencana,” tandasnya.(sma/udi)
Baca juga :