Rendahnya minat baca masyarakat Kota Mojokerto menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Perustakaan dan Arsip Kota Mojokerto untuk terus berjuang melawan malas baca merubah menjadi minat baca.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai terobosan terus dilakukan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat, melalui mobil baca, kontainer baca dan beberapa program perpustakaan yang hadir diberbagai tempat terbuka hijau dan tempat nongkrong.
“Kita ingin mendekatkan diri dengan masyarakat, baik melalui program perpustakaan keliling maupun model kontainer yang menetap di Alun-alun.” Ungkap Kasih, kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Mojokerto.
Menurutnya, keberadaan kontainer baca ini sudah menjadi ikon bagi Kota Mojokerto dan menjadi rujukan belajar diluar ruang bagi berbagai lembaga pendidikan. “Banyak lembaga pendidikan yang datang ke kantor perpustakaan, tapi juga banyak yang melakukan kunjungan ke kontainer baca di Alun-alun.” Terangnya.
Kata Kasih, Kontainer baca di alun-alun Kota Mojokerto dilengkapi lebih dari 2000 buku bacaan dan sudah menjadi tempat diskusi bagi masyarakat dari berbagai elemen. “Tingkat kunjungan di kontainer baca alun-alun cukup tinggi, selain membaca mereka juga menjadikan tempat untuk berdiskusi.” Tambahnya.
Kata Kasih, model kontainer baca ini akan diduplikasi di berbagai ruang terbuka hijau (RTH) dengan tujuan yang sama, yaitu menumbuhkan minat baca dan budaya baca ditengah masyarakat.
“Modelnya boleh beda, tapi tujuannya sama menjadikan membaca sebagai budaya, karena dengan membaca, masyarakat akan menjadi lebih cerdas dan berwawasan luas.” Pungkasnya.(sma)
Baca juga :