Banjir yang melanda dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto disebabkan luberan Sungai Afvour Watudakon lantaran adanya tumpukan sampah yang terangkut di penyangga jembatan dan menumpuk di dam penyaring, sehingga tersumbat.
Akibatnya, air sungai meluap dan menggenangi ratusan rumah warga di Dusun Bekucuk dan Dusun Tempuran, Desa Tempuran sejak 1 Januari 2021 dengan ketinggian hingga 1 meter.
Hingga kini, BPBD masih berupaya menanggulangi dan mengatasi warga terdampak. Diantaranya dengan membuat posko dan dapur umum, serta menyiapkan mobil MCK. Dan selasa pagi (05/01/2020) mendatangkan alat berat ke lokasi Dam yang penuh sampah untuk melakukan pengambilan sampah.
Sebelumnya, pada Senin (04/01/2020) ratusan warga dari Desa Tempuran, Sooko Mojokerto dan Desa Jombok, Kecamatan Kesamben Jombang ramai-ramai menarik tumpukan sampah dari Dam Penyaring yang menyumbat saluran air, sehingga membuat banjir semakin tinggi.
Warga menilai, proyek pembangunan dam penyaring senilai Rp 10 miliar lebih dinilai tidak efektif sebagai pengendali banjir. Karena dengan adanya dam penyaring tersebut, justru sampah semakin menumpuk dan menyumbat saluran air, sehingga air sungai meluber.
Sekedar Informasi, sesuai dengan papan nama proyek, kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir Afvoer Watudakon Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang menghabiskan anggarkan sebesar Rp 10 miliar lebih.
Proyek ini menggunakan anggaran APBN dengan pelaksana proyek oleh PT INTI JAWA TEKNIK dari Jombang yang selesai pada tahun 2020.
Uliadi, warga setempat di lokasi mengatakan, banyak sampah yang mencapai beberapa ton ini membuat air terhambat, hingga meluber ke perkampungan warga. “Gara-gara air sungai tidak lancar karena sampah, imbasnya banjir ditempat kami tidak segera surut” ungkapnya.
Kata Uliadi, dengan adanya penyaring air ini warga harus dua kali kerja untuk membersihkan sampah di sungai. Karena menumpuk di Dam jembatan sungai juga menumpuk di Dam Penyaring.
[sc name=”iklan-sisipan”]
Sementara Bambang Purwanto, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto mengatakan, luberan air sungai yang menyebabkan banjir tersebut menjadi atensi PUPR. Bahkan, pihaknya sudah koordinasi dengan perum jasa tirta untuk mengirim alat berat ke lokasi agar bisa membersihkan sampah.
“Kita sidah koordinasi dwngan PJT dan kita datangkan alat berat ke lokasi. Kalau soal proyek bukan kewenangan kami, tapi pasti nanti akan dievaluasi oleh BBWS,” terangnya.
Seperti diketahui, banjir yang melanda Dusun Bekucuk dan Dusun tempuran, Desa Tempuran Kecamatan Sooko Mojokerto terjadi sejak 1 Januari 2021 akibat luapan dari Sungai Afvour Watudakon.(sma/udi)
Baca juga :