Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Majokerto akan melakukan menggabung (merger) terhadap 10 SDN yang dinilai kurang efektif. Rencananya, penggabungan sekolah SD Negeri ini akan dilakukan tahun ini sebanyak 5 SDN dan tahun 2022 ada 5 SDN lagi yang digabung. Langkah ini dilakukan agar pengelolaan sekolah semakin efektif sekaligus efisiensi anggaran pendidikan.
Amin Wachid, Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto, mengatakan, pada 5 sekolah yang akan domerger tahun ini proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) nya akan dihentikan. Lima SDN tersebut adalah SDN Kauman, SDN Purwotengah, SDN Mentikan, SDN Balongsari Empunala, dan SDN Balongsari di Jalan Gajah Mada.
Amin juga mengatakan, merger ini dilakukan karena pada lima SDN tersebut dinilai kurang efektif, seperti tidak memenuhi kuota siswa. Selain itu, juga berada dalam satu halaman dengan sekolah dasar lain. “Ada SDN yang hanya punya 12 siswa. Padahal sesuai ketentuan, jumlah minimum peserta didik adalah 20 siswa dan paling banyak 30 siswa dalam satu kelas,” jelasnya.
Sementara untuk 5 SDN yang akan dimerger pada di tahun 2022, yaitu SDN Blooto, SDN Meri, SDN Gedongan, SDN Wates dan SDN Pulorejo. Sehingga, dengan merger SDN ini, total jumlah SDN di Kota Mojokerto yang saat ini adalah sebanyak 52 sekolah akan berkurang menjadi 47 sekolah, dan tahun depan akan berkurang lagi menjadi 42 SDN.
Kata Amin, merger SDN ini juga akan berdampak pada pergeseran kepala sekolah pada Juli 2021. “Ada lima jabatan kepala sekolah yang kosong, yaitu empat pensiun dan satu meninggal. Jadi, kekosongan ini akan dijabat kepala sekolah yang dimerger,” tandasnya.(sma/ADV}
Baca juga :