Aksi penipuan dengan berkedok umroh murah dan investasi fiktif yang menimpah puluhan emak-emak di Mojokerto terus di dalami Polres Mojokerto. Terakhir, polisi rupanya telah menemukan ratusan orang yang menjadi korban serupa dengan kerugian mencapai 2,027 miliar.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, sejauh ini hasil penelusuran yang dilakukan oleh petugas telah menemukan 215 korban lain penipuan umroh dan investasi fiktif yang telah menjadi korban serupa.
“Kalau di jumlah keseluruhan ada 232 orang, itu sama yang pertama lapor pertama yakni emak-emak yang mengalami kerugian 414 juta, sementara kalau total kerugian semua korban Rp 2,027 miliar,” tegasnya.
Para korban penipuan umroh dan investasi fiktif tersebut tersebar di Jawa timur hingga luar pulau. Mulai dari Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Bangkalan, serta Indramayu-Jabar.
Dalam menjalankan aksinya pelaku yang diketahui berinisial SD (39), warga Kecamatan Puri, Mojokerto mengiming-imingi para korbannya bisa berangkat umroh dengan biaya Rp 10 juta saja.
Selain itu, pelaku juga menjajakan investasi fiktif. Untuk membuat para korban tergiur, pelaku menawarkan keuntungan 14 persen per bulan dari nilai investasi. Keuntungan tersebut dibagikan selama 15 bulan.
“Tapi, apa yang di iming-imingikan itu hanya janji palsu pelaku saja, sampai saat ini beleum ada yang terlaksana,” terangnya.
Kata dia, pelaku menggunakan dua cara untuk mencari mangsa. Cara pertama menggunakan perantara yang bertugas merayu para korban.
“Cara kedua, si pengendali mencari investor dan jemaah umroh sendiri dari enam kota di Jatim dan Jabar, dan cara ini sudah dilakukan sejak 2019 silam,” katanya, Sabtu (13/11/2021).
Kini polisi memburu otak penipuan massal tersebut. Pelaku diketahui asal Surabaya. Untuk melancarkan aksinya, pelaku mengiming-imingi para korban bisa berangkat umroh dengan biaya Rp 10 juta saja. Akhirnya tak seorang pun yang diberangkatkan umroh.(fad/Sam)
Baca juga :