Meski Kota Mojokerto tercatat sebagai daerah dengan angka stunting terendah di Jawa Timur. Namun, Ketua DPRD, Sunarto memberi atensi pada kasus kurang gizi dan stunting tersebut.
Hal ini terlihat pada saat reses di Kelurahan Balongsari gang V, Sabtu (19/02/2022) sore. Sunarto yang karib disapa Itok ini pun meminta agar elemen masyarakat terutama kader PKK mengawal setiap bayi dan anak yang terindikasi mengalami kekurangan gizi.
Sekedar diketahui, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2021 Kota Mojokerto mencatatkan angka stunting terendah, yakni di angka 6,9 persen. Sementara angka stunting di Provinsi Jawa Timur pada 2021 mencapai 23,5 persen.
“Kalo ada ibu yang tengah hamil, mohon diperhatikan. Warga yang butuh lapor saja ke Dinas Kesehatan. Namun kami berharap dapat mengoptimalkan ibu-ibu PKK. Menjadikan mereka pendamping ibu dan anak yang terindikasi kekurangan gizi, ” pesan Itok
Politisi senior PDI Perjuangan tersebut berpandangan, angka stunting di Kota Mojokerto tidak dapat dipandang sebelah mata. “Di Kelurahan Balongsari saja ada 15 anak. Lebih parah lagi di Gunung Gedangan ada 26 anak yang mengalami kekurangan gizi, ” lontarnya.
Ia menduga faktor perkawinan dini menjadi salah satu penyebab merebaknya kasus ini. Perkawinan dini menyebabkan pengetahuan momong bayi sangat kurang. Selain itu faktor kemiskinan juga dimungkinkan menjadi penyebab kasus bayi kurang gizi.(tim/ADV)