Propinsi Jawa Timur, termasuk Kota Mojokerto dinyatakan sebagai kota dengan KLB Difteri, temuan ini menjadi dasar Dinas Kesehatan untuk melaksanakan imunisasi difteri.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, rencana imunisasi difteri bakal digelar mulai 1 Pebruari hingga 1 Maret 2018 dan menyasar semua warga usia 0 hingga 19 tahun.
Christiana Indah Wahyu, Kepala Dinas Kesehatan, sasaran vaksinasi difteri di Kota Mojokerto mencapai 52 ribu sasaran, lebih tinggi dari target vaksinasi anti Measles Rubella yang mencapai 31 ribu jiwa.
“Kota Mojokerto masuk daftar KLB difteri karena itu kita akan kami akan menggelar program imunisasi massal yang menyasar anak hingga dewasa dengan usai 0 hingga 19 tahun,” jelasnya
Indah juga mengatakan, teknis pelaksanaan imunisasi ini dengan mendatangi kantong-kantong masyarakat seperti sekolahan dan beberapa instansi pemerintah, hingga ke kelurahan.
“Imunisasi ini akan menyentuh semua kalangan, karena kalau tidak difteri tidak cepat ditangani bisa menyebabkan sumbatan saluran nafas, gagal ginjal, gagal napas dan gagal sirkulasi yang bisa mengakibatkan kematian,” terangnya.
Sementara Anggono R. Arfianto, Dokter Spesialis Anak mengatakan, penyakit difteri merupakan penyakit yang sangat mudah menular, sehingga pasien suspect difteri harus dirawat di ruang isolasi.
Gejalanya, difteri ditandai dengan gejala infeksi di saluran pernafasan, bahkan hingga terjadi radang di tenggorokan, panas di kisaran 38 derajat celsius dan nyeri telan di tenggorokan, muncul batuk, pilek, dan kadang disertai pembengkakan kelenjar.
Kata dokter Anggono, kalau tidak segera ditangani difteri bisa menyebabkan komplikasi berat dan berujung pada kematian, “yang paling banyak diserang memang anak-anak, dan penyakit ini sangat mudah menular dalam 2 hingga 4 minggu, solusinya ya harus segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit,” pungkasnya.(sma)
Baca juga :