Antisipasi Bencana Banjir dan Longsor, Bupati Mojokerto Sampaikan 7 Pesan Penting

MOJOKERTO – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menghadiri rapat koordinasi (Rakor) untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi di wilayah Kabupaten Mojokerto. Rakor ini degelar, karena dalam beberapa hari terakhir daerah di Jawa Timur terjadi bencana hidrometeorologi, seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Sidoarjo dan beberapa daerah yang lain.

Dalam arahannya, Bupati menyampaikan bahwa secara geografis dan geologis Kabupaten Mojokerto sangat berpotensi terjadi bencana. Apalagi saat ini sudah memasuki fase peralihan musim dari kemarau ke penghujan atau biasa disebut musim pancaroba.

“Akibat cuaca yang tidak menentu itu yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi. Sehingga kami seluruh pihak tentunya perlu untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan,” ujar Ikfina, Selasa (25/10) siang

Ikfina berharap pelaksanaan rakor yang diinisiasi Badan Kesatuan, Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan melibatkan seluruh jajaran Forkopimda, Kepala OPD dan Forkopimca se-kabupaten Mojokerto ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas semua elemen dalam menghadapi potensi bencana.

Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto itu juga menyampaikan tujuh pesan penting terkait antisipasi bencana. Beritu pesannya :

1. Terus meningkatkan sinergitas antar stakeholders dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
2. Melakukan persiapan terkait rencana kontijensi yang telah disusun dan disesuaikan dengan tata kelola kedaruratan protokol kesehatan termasuk penyediaan sarana prasarana kesiapsiagaan yang dapat benar-benar dilaksanakan semua pihak dan kesiapan untuk menangani bencana secara tuntas.
3. Melakukan pendekatan secara preventif kepada masyarakat terkait peran serta mereka dalam menghadapi bencana alam.
4. Menyiapkan mental dan fisik yang prima serta dilandasi komitmen moral dan disiplin kerja yang tinggi sekaligus menghindari ego sektoral dalam penanganan bencana.
5. Melakukan pelatihan secara intens dan terpadu terhadap personil yang akan ditugaskan sehingga mereka siap dalam menjalankan tugas.
6. Melakukan pengecekan secara intens dan berkala terhadap seluruh peralatan sar pada masing-masing instansi agar peralatan tersebut siap pakai pada saat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana alam.
7. Selalu menjaga kesehatan dan tetap pedomani protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas agar para anggota yang bertugas di lapangan dapat menjalankan tugas secara optimal.
(tim/sma)

Baca juga :