Terpantau Enam Titik Longsor di Mojokerto, Tebing Gembolo Paling Kritis

Tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Pacet-Trawas kian memprihatinkan. Khususya di sepanjang jalur penghubung dua kawasan wisata tersebut yang mengalami longsor pada enam titik Rabu (1/2) petang. Jurang Gembolo, Desa Cembor, Kecamatan Pacet, menjadi lokasi paling kritis.

Hal ini berdasarkan asesmen sementara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto, kemarin (2/2). Selain hujan deras dengan waktu lama, longsor terjadi karena kondisi tebing di sepanjang ruas jalan Pacet-Trawas dari Desa Claket sampai Cembor, Kecamatan Pacet, yang memprihatinkan. ’’Intensitas hujan yang sangat tinggi kemudian vegetasi yang berkurang, jadi air dan tahan turun semua ke jalan. Ada juga beberapa titik pondasi jalannya tergerus oleh air,’’ beber Kepala DPUPR Kabupaten Mojokerto Rinaldi Rizal Sabirin, kemarin.
Menurutnya, terdapat enam titik longsor di sepanjang jalur tersebut. Meliputi lima titik mengalami longsor tingkat ringan dan satu titik mengalami longsor tingkat sedang. Longsor dengan tingkat sedang itu terdapat di kawasan jurang Gembolo, Desa Cembor. Rinaldi menyebut, kawasan perbatasan antara Pacet-Trawas ini kondisinya sudah kritis. ’’Secara kasat mata setelah saya lihat langsung di lokasi semalam (Rabu malam, Red) itu tebing jurang Gembolo sudah kritis. Longsor yang paling parah di situ,’’ ungkapnya.

Rabu (1/2) petang, tebing Gembolo setinggi kurang lebih lima meter mengalami longsor selebar hampir lima meter. Material berupa tanah dan bebatuan menutup separo akses jalan. Rinaldi menyatakan, kondisi tebing yang sudah kritis membuat potensi longsor susulan masih mengintai. ’’Bukan tidak mungkin kalau ada hujan lagi dengan intensitas tinggi dan sering terjadi bisa membahayakan warung-warung yang ada di sekitar situ juga,’’ tandasnya.

Pihaknya akan melakukan penanganan secara darurat dampak longsor yang terjadi di sepanjang jalur penhubung Pacet-Trawas. Pembersihan material sudah berlangsung sepanjang Rabu malam. Kemarin, penanganan dilanjut dengan pembersihan sisa material, penguatan tebing di sekitar titik longsor, hingga pemasangan garis bahaya. ’’Sekarang masih diasesmen, penanganan darurat macam-macam. Bisa berupa pemasangan bronjong, ditanam penyangga, atau lain-lain menyesuaikan lokasi dan anggaran pemeliharaan kami,’’ papar dia.

Khusus untuk penanganan kawasan jurang Gembolo, Rinaldi bakal berkoodinasi dengan BPBD terkait mitigasi bencana yang perlu dilakukan. Penanganan itu bisa berupa penanaman vegetasi hingga pembangunan tembok penahan tanah (TPT).

Sebelumnya, sejumah titik tebing di kawasan Pacet-Trawas mengalami longsor hingga menutup akses jalan usai hujan deras selama berjam-jam, Rabu (1/2) petang. Selain enam titik itu, TPT setinggi tujuh meter dengan panjang 25 meter di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, longsor hingga menutup seluruh badan jalan poros desa tersebut.

Peristiwa longsor di kawasan wisata tersebut sudah beberapa kali ini terjadi. Sejak musim penghujan ini, setidaknya dua kali terjadi longsor. Sepanjang tahun lalu, tercatat sebanyak enam kejadian longsor terjadi di wilayah Pacet. Titik langganan longsor terdapat di jalur penghubung Pacet-Trawas.(Di/smk)

Baca juga :