Kasus jual beli online dengan cara Cash on Delivery (COD) yang berujung maut di Pekalongan, Jawa Tengah rawan terjadi di daerah lain termasuk di Mojokerto. Karena, jual beli dengan cara COD ini diminati banyak orang, karena dianggap sebagai solusi mencegah penipuan. Namun justru menimbulkan kerawanan baru.
Satpol PP Kota Mojokerto menghimbau agar warga yang melakukan COD mengantisipasi agar menjdai korban kriminalitas, seperti yang dialami Taufik (24) asal Pekalongan yang menjual HPnya pada pukul 01:00 WIB, justru HPnya dirampas dan korban dibunuh.
Hatta Amrullah, Kabid Ketentraman dan Ketertiban Satpol PP menghimbau agar warga yang melakukan COD memilih tempat yang aman dan tidak ditempat yang sepi. “Jangan sendirian dan jangan terlalu malam apalagi di tempat sepi,” ungkapnya.
Hatta juga mengatakan, pol PP pernah menjumpai perempuan melakukan COD pada pukul 11 malam. “Seperti ini kan rawan, kita mau tanya jual apa sungkan, akhirnya kita balik tanya mau beli apa kok jam segini, malam-malam, perempuan, sendiri lagi,” ungkapnya.
Hatta juga mengatakan, pihaknya terus melakukan patroli di beberapa titik rawan, baik rawan asusila, miras, narkoba, termasuk rawan bila dijadikan tempat COD. “Ada tiga titik rawan, yakni jembatan Rejoto, Logging Track dan belakang SMPN 5 kawasan Meri,” pungkasnya.
Sekedar informasi, seorang pria bernama Taufik (24) ditemukan tewas Senin dinihari (21/05) sekitar pukul 01.00 WIB di Pekalongan Jawa Tengah. Taufik menjadi korban penusukan saat bertemu dengan orang yang akan membeli HP-nya dengan cara COD. HP-nya dirampas, korban dianiaya hingga tewas.(sma)
Baca juga :