Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3 tahun 2017 dengan tema “Wajah Pesantren Wajah Indonesia”, dipimpin oleh Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi selaku inspektur upacara, Senin (23/10) di halaman Pemkab Mojokerto.
Dalam sambutannya, Wakil bupati membacakan sejarah para ulama, santri serta masyarakat dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Fakta sejarah perlawanan terhadap NICA (Netherlands-Indies Civil Administration), yang berujung pada perisitiwa 10 Nopember.
“Kaum santri berhasil merobek bendera merah putih biru yang diganti dengan bendera merah putih di atas Hotel Oranje Surabaya (sekarang Hotel Majapahit). Mereka berhasil mengalahkan NICA yang dipimpin Brigjen Mallaby, Ribuan santri gugur dalam pertempuran yang dilatarbelakangi seruan jihad bagi seluruh bangsa,” papar wakil bupati.
Di akhir sambutannya, wakil bupati berharap agar para santri masa kini dan masa depan, dapat selalu memperkuat jiwa religius keislaman sekaligus nasionalisme – kebangsaan. “Kita berharap, santri masa kini baik di pesantren maupun luar pesantren, selalu memperkuat jiwa religius keislaman dan nasionalisme-kebangsaan, para santri juga harus selalu siap untuk berjihad demi bangsa,” tandasnya.
Di akhir upacara, wakil bupati menyerahkan piagam dan piala kepada 10 orang santri pemenang Musabaqah Tilawatil Quran dan Musabaqah Qiroatil Kutub Tingkat Provinsi Jawa Timur ke-27. Beberapa diantaranya merupakan santri Ponpes Nurul Ummah, Ponpes Al-Amin dan Ponpes Riyadlul Qur’an.(sma/ADV)
Baca juga :