Curah hujan dengan intensitas tinggi yang menguyur kawasan Mojokerto dalam sepekan terakhir membuat lima sungai di Mojokerto kritis. Selain tanggulnya rawan ambrol, juga rawan meluber dan membanjiri rumah warga.
Pernyataan ini disampaikan Mochamad Zaini, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto saat meninjau lokasi jebolnya jembatan penyeberangan di Desa Tambakrejo, Kecamatan Ngoro. “Meski musim hujan baru bergulir kurang dari sebulan , tapi sudah membuat sejumlah kawasan terancam bencana banjir, longsor hingga angin puting beliung.” Ungkapnya.
Kata M Zaini, saat ini BPBD sedang menginventarisir titik rawan bencana melalui mitigasi atau mengantisipasi dampak yang ditimbulkan, seperti di kawasan pegunungan Gondang-Pacet-Trawas yang sering terjadi tanah longsor.
“Semua titik rawan bencana diinventarisir, baik yang rawan longsor, rawan banjir maupun angin kencang dan puting beliung.” Tambahnya.
Sementara peringatan BMKG, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di Mojokerto, data BMKG juga menyatakan curah hujan telah mencapai ukuran 300-500 mm per hari, kondisi ini diperparah dengan kondisi sungai mengalami pendangkalan dan sedimentasi.
Lima sungai di Mojokerto yang dinyatakan kritis, diantaranya Sungai Sadar, Sungai Brangkal, anak Sungai Sadar di Desa Balongmojo, serta Sungai Lamong di Desa Banyulegi, Dawarblandong dan sungai Marmoyo.(fam/udi)
Baca juga :