Angka gizi buruk di Kabupaten Mojokerto tahun 2017 mencapai 87 kasus didominasi pertumbuhan anak yang kurang normal, seperti berat badan kurang dan tinggi badan terhambat atau tumbuh pendek (Stunting).
Didik Khusnul Yakin, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto mengatakan, munculnya gizi buruk sebagian besar dikarenakan kurangnya pemahaman pada masyarakat khusunya ibu hamil dalam menjaga kesehatan bayinya mulai dalam kandungan.
“Kita ingin memberi pemahaman tentang gizi buruk dengan mengumpulkan 800 ibu hamil, yang hamilnya antara 5 sampai 7 bulan agar mereka menjaga kesehatan janinnya dan terhindar dari gizi buruk,” ungkapnya.
Kata Didik, ide mengumpulkan 800 bumil ini datang dari Ketua Tim Penggerak PKK, Ikfina Kamal Pasa yang menginginkan agar bumil memahami pencegahan gizi kronis yang bisa menyebabkan anak tumbuh pendek (Stunting).
“Kasus stunting ini banyak ditemukan, penyebabnya karena anak kurang asupan gizi dalam waktu yang cukup lama tapi ada beberapa cara pencegahannya, selain memberi asupan gizi juga dengan senam Belly dance,” tambahnya.
Peringatan HGN ke-58 yang dipusatkan di lapangan Pacing, Bangsal ini diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari pemeriksaan kandungan gratis, USG, penyuluhan dan senam Belly Dance bersama.
Mustofa Kamal Pasa (MKP), Bupati Mojokerto berharap, kegiatan ini bisa memberi inspirasi bagi para ibu hamil untuk selalu menjaga kesehatan bayinya sejak dalam kandungan, “semoga kegiatan yang positif ini bisa mengurangi angka kematian ibu dan anak di kabupaten Mojokerto,” kata Bupati MKP.(sma/ADV)
Baca juga :