Kekalahan PSMP Mojokerto pada laga babak 8 besar Liga 2 di Stadion Cot Gapu, Bireuen, Senin (19/11) menuai kecaman dari para supporter dan netizen. Karena kekalahan PSMP melawan Aceh united dengan skor akhir 3-2 gara-gara tendangan pinalti yang melenceng.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, pertandingan Aceh United Vs PSMP ini merupakan penentu tim yang masuk babak 4 besar. Artinya, apabila tendangan pinalti pada menit 86 yang dipercayakan pada pemain pengganti Krisna Adi Darma Tama berbuah gol, PSMP akan masuk fase 4 besar.
Kapten kesebelasan PSMP, Indra Setiawan yang menjadi top skorer liga 2 menegaskan, dirinya dan para pemain lainnya tidak menyalahkan Krisna Adi yang gagal mencetak gol saat mendapat hadiah pinalti.
“Hasil akhir dalam suatu pertandingan itu tidak dapat diprediksi. Siapapun kalau mengambil tendangan penalti belum tentu juga bisa memasukkan bola ke gawang,” ungkapnya
Indra juga mengatakan, kondisi mental para pemain saat mendapat hadiah pinalti memang dalam tekanan, karena tendangan itu bisa menjadi penentu. “Yang bertugas menjadi penendang penalti memang saya, kedua adalah Haris Tuharea. Tapi kami tidak siap, akhirnya kami percayakan pada krisna,” terangnya.
Sementara sejumlah netizen melalui media sosial facebook banyak yang mengecam dan menyoroti kegagalan tendangan pinali tersebut. Bahkan netizen menilai algojo tersebut sengaja membuang bola sehingga PSMP gagal lolos babak 4 besar Liga 2 2018. Sehingga muncul isu pengaturan skor.
Menanggapi hal ini, Pelatih Kepala PSMP, Jamal Yastro menepis adanya pengaturan stor atau pesanan. Menurut jamal, hadiah penalti memang sangat menentukan , namun tendangan yang melenceng ini bukan kesengajaan. “Para pemain juga sangat menyesal, bahkan mereka menagis atas kekalahan ini,” ungkapnya.
Jama juga mengatakan, seandainya ada pengaturan skor harusnya PSMP yang menang, karena Aceh united sudah pasti lolos dalam 4 besar. “Jadi Aceh United menang atau kalah tidak ada pengaruhnya dan tetap lolos,” pungkasnya.(fam/udi)
Baca juga :