Dibayangi Banjir, Kota Mojokerto Butuh Masterplan Cegah Banjir

Kota Mojokerto hingga masih dibayangi dengan bencana banjir. Karena perbaikan saluran air dan sungai yang dilakukan masih berpotensi tidak mampu menampung air ketika hujan deras dengan durasi lama.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, hingga kini, Kota Mojokerto masih belum memiliki masterplan penanggulangan banjir, padahal.masterplan ini dinilai penting untuk manjadi panduan penanggulangan serta penanganan banjir di Mojokerto.

Ruby Hartoyo, Plt Kepala Bappeko Mojokerto mengatakan, pihaknya ingin melakukan kajian untuk menyusun masterplan penanganan banjir. “Kita memang akan menyusun kajian dengan menggandeng instansi terkait, untuk persiapan penyusunan masterplan,’’ terangnya.

Ruby juga mengakui, kondisi saluran hingga sungai di Kota Mojokerto banyak mengalami perubahan, seiring dengan perkembangan kota dan pembangunan, juga perubahan perilaku pada masyarakatnya. “Rencananya nanti muara air akan diarahkan ke Kali Sadar,’’ katanya.

Sementara itu, Mashudi – Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang, mendukung rencana pembuatan masterplan penanganan banjir. “Kalau mengandalkan peta saluran zaman kolonial Belanda, lalu gorong-gorong lama difungsikan lagi, itu belum tentu bisa tanggulangi banjir. Kondisi existing-nya sudah beda”, jelasnya.

Menurutnya, kajian dan masterplan penanganan banjir nantinya akan memecahkan permasalahan utama penanggulangan banjir. “Intinya itu persoalan (sudut) elevasi. Karena air itu selalu dari atas ke bawah”, terangnya.

Sekedar diketahui, instansi terkait terlibat pembicaraan terkait penanganan banjir dalam rapat dengar pendapat DPRD Kota Mojokerto. Terutama meninjau program Normalisasi Kali Sadar yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Program normalisasi kali sadar masih berlanjut hingga akhir 2019 nanti. (adm/ats)

Baca juga :