35 Karyawan Pabrik Air Minum Tras Tak Digaji dan Dipecat Sepihak, Ratusan Buruh Pabrik Demo

Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) demo, Sabtu (27/04/2019) depan pabrik air minum Mojo Tras PT. Segar Murni Utama, yang berlokasi di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.

Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, mereka menuntut agar 35 karyawan pabrik yang dikeluarkan secara sepihak oleh pabrik bisa kembali bekerja. Ratusan massa sejak pukul 08.00 WIB sudah berkumpul depan pabrik, sambil orasi dan membawa beberapa poster tuntutan juga banner dan bendera organisasi buruh. Aksi ini di jaga oleh TNI/Polri secara ketat.

Waqisan, koordinator aksi sekaligus Ketua SPSI di PT. Segar Murni Utama mengatakan, ratusan buruh hari ini juga menuntut beberapa hal terkait ketimpangan pabrik. ” Kita menuntut agar para pekerja yang telah di keluarkan oleh pabrik bisa kembali dan pihak pabrik bisa memenuhi hak normatif sesuai dengan kesepakatan yang telah di buat.” katanya.

Tuntutan itu antara lain, tidak adanya BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan oleh para buruh yang selama ini bekerja di perusahaan air. Padahal rata-rata para buruh yang di keluarkan merupakan pekerja lama, namun tidak di berikan BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan ” Malah para pekerja baru bisa mendapatkan gaji pokok juga BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan,” tandasnya.

Sementara itu, Budianto, Ketua RT setempat yang juga menjadi seorang scurity di PT. Segar Murni Utama mengatakan, karyawan pabrik yang dikeluarkan rata-rata warga asal Desa Gayaman yang sudah berkeluarga. ” Yang paling parah, 35 karyawan yang di keluarkan juga tidak di gaji selama 2 bulan,” ujarnya.

Para buruh menuntut agar pihak pabrik segera memberikan kejelasan. ” Para buruh yang di keluarkan itu, di sebabkan adanya kesepakatan yang di ingkari oleh pabrik. Tiba-tiba saja mereka di keluarkan dan tampak di gaji selama dua bulan,” tegasnya.

Mereka mengancam akan melakukan aksi massa yang lebih besar, jika tuntutan para buruh hari ini tidak ada kejelasan. ” Ini solusi terakhir. Kalau hari ini hasil negosiasi tak ada kesepakatan, pada Sabtu depan kita akan melakukan aksi lebih besar lagi dan mengancam akan menutup pabrik ini.” tegasnya (adm/ats)

Baca juga :