PT. KAI berencana melakukan pembangunan dan perluasan area stasiun Jombang. Sehingga keberadaan warung yang berdiri depan stasiun tersebut akan digusur.
Informasi yang dihimpun suaramojokerto.com, sejumlah pemilik warung ternyata menolak adanya rencana penggusuran, salah satunya Wawan (35) tahun, pemilik warung depan stasiun Jombang.
Dirinya menolak rencana penggusuran tersebut. Alasannya, karena belum ada solusi dari berbagai pihak. “ Saya tidak mau digusur,” katanya.
Kata Wawan, meski sudah ada sosialisasi dari pihak KAI, tapi tidak pernah menemukan solusi. Dulu pernah ada tawaran relokasi, tapi terlalu mahal harga sewa lokasi. “Uang sewanya dua puluh lima juta per tahun,” jelasnya.
Lokasi tanah relokasi direncanakan berada sebelah barat stasiun, bekas rumah dinas. Sementara untuk bangunan gedung buat sendiri. Tentu saja Wawan beserta pedagang lainnya tidak mampu.
Menurut Wawan, keberadaan warung-warung itu sudah sejak tahun 1995 lalu. Selama itu belum pernah ada solusi penyelesaian. Pada awalnya sebanyak 9 lapak warung, tapi kemudian sampai sekarang sebanyak 13 pedagang.
Menurutnya, sudah sering pihak KAI akan melakukan penggusuran, tapi terhalang karena lokasi warung-warung penyelesaiannya ranah Pemkab. Pihaknya juga mempertanyakan kenapa justru pihak KAI yang melayangkan surat rencana penggusurannya.
Sementara itu, Ixfan Hendriwintoko, Manajer Humas KAI Daop 7 Madiun mengatakan, pengguna angkutan KA Daop 7 meningkat, sehingga perlu adanya pengembangan. Pembangunan stasiun-stasiun besar yang ada di wilayahnya seperti Blitar, Kediri, Jombang, dan Madiun.
“Untuk Stasiun Jombang sebelum hari raya kemarin sudah dilakukan sosialisasi terkait hal tersebut,” ujarnya.
Menurut Ixfan, tujuan pengembangan disamping meningkatnya jumlah pelanggan juga meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mulai loket area parkir, akses orang jalan kaki ke stasiun agar lancar. (adm/ats)
Baca juga :